JATIMTIMES - Belum lama ini, sebuah narasi viral tersebar di media sosial terkait seorang Mahasiswa Baru (Maba) Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya (UB) 2024 bernama Resti Indah. Mahasiswa asal Jombang tersebut dikabarkan keluar dari kampus karena tidak nyaman setelah didekati kakak tingkat dan diajak ke tempat-tempat dugem.
Berita ini kemudian menarik perhatian netizen setelah akun X menfess UB mengunggah kabar ini.
Baca Juga : Siapa Guru Gembul? Konten Kreator Kontroversial yang Disebut Tanpa Referensi
"Braw! Gaiss pliss dibaca! Kalian tau maba 24 viral dari FIA UB, kan? Karena kecantikannya, dia sering didekati kating (kakak tingkat), bahkan sampai diajak ke loteng dll. Padahal, dia berjilbab dan bukan tipe yang suka begituan. Akhirnya dia keluar dari UB karena gak nyaman," tulis @mfs_ub.
Namun, Resti segera memberikan klarifikasi melalui akun Instagram pribadinya @_restiindah. Resti, yang pernah dinobatkan sebagai Juara Favorit Duta Pariwisata Yuk Jombang 2023, menegaskan bahwa alasan sebenarnya ia keluar dari kampus bukanlah karena isu-isu yang beredar, melainkan karena mendapatkan teror yang sangat mengganggu.
Melalui unggahannya, Resti menjelaskan situasi yang sebenarnya terjadi. Ia merasa perlu meluruskan berbagai kabar miring yang beredar di media sosial. Termasuk tuduhan bahwa ia keluar karena tidak kuat mengikuti ospek atau karena pelanggaran akademis.
"Halo guys! Sebenarnya aku nggak mau ceritain kenapa aku keluar dari kampus itu karena menurut aku nggak semuanya harus diekspos ke sosmed, tapi tiba-tiba di X dan TikTok pada rame, akhirnya muncul beberapa fitnah," tulis Resti dalam unggahannya.
Beberapa tuduhan yang ia luruskan antara lain:
- Ia keluar karena tidak kuat dengan ospek.
- Ia dikeluarkan karena pelanggaran kampus.
- Tidak mengerjakan tugas kuliah.
- Tidak boleh memakai make-up selama satu semester.
- Tuduhan sering menghilang hingga panitia dosen turun tangan.
- Keluar karena akan menikah.
Resti menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak benar dan tidak berdasar. "Jadi, aku tegasin sekali lagi, aku keluar dari univ tersebut pure karena aku dapet teror yang berkelanjutan, bukan karena hal lain," tegasnya.
Dalam ceritanya, Resti mengungkapkan bahwa Universitas Brawijaya sebenarnya adalah kampus impiannya sejak SMP. Ia juga memilih prodi impian dan berjuang keras untuk diterima melalui jalur SNBP. Meski demikian, keluarganya, terutama ayahnya, merasa tidak tenang dan khawatir akan keselamatannya di Malang. Namun, setelah berjuang meyakinkan keluarganya, Resti akhirnya diizinkan kuliah di Malang.
Dia pun mencari kos yang jauh dari kampus, agar tidak mudah diketahui. "Aku dan keluarga memutuskan pilih kost yg jauh dari kampus (biar ngga ada yang tau tempat tinggalku di malang) itu bnr bnr jauh bgtt, belum lagi macetnya," katanya.
Resti juga mengaku saat SMA ia pernah diteror. Oleh karenanya, orang tuanya mencarikan kos yang jauh dari kampus.
"iyaa, karna di kelas 10 (sebelum aktif sosmed) aku pernah diterror juga, bedanya waktu itu yg neror temen aku sendirii. makanya orang tua aku nyuruh kost yang jauh dari kampuss," tambahnya.
Baca Juga : Diduga Pelat Mobil Dinas Pemkab Malang Diganti, BKAD Enggan Ungkap Identitas Penggunanya
Setelah beberapa hari tinggal di Malang, Resti mulai mengalami kejadian yang mengerikan. Ia diteror oleh sekelompok orang yang terus membuntuti dan mengirim pesan ancaman melalui media sosial.
"Aku dibuntuti tiga orang, mereka juga DM aku ngajak check-in, mereka bilang sudah tahu jalan pulangku, sudah tahu kostku. Salah satu dari mereka bahkan bilang kalau aku di Malang jangan harap bisa tenang," ungkapnya.
Ketakutan yang dirasakan Resti membuatnya tidak bisa tidur, hanya beristirahat satu jam setiap malam. Ia merasa fisik dan mentalnya semakin lemah, hingga akhirnya memutuskan untuk kembali ke Jombang setelah mendapatkan surat dokter karena kondisinya yang drop.
Setelah kembali ke Jombang, Resti akhirnya menceritakan semua teror yang ia alami kepada keluarganya. Bersama keluarganya, ia memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah di Malang demi keselamatan dirinya.
"Kami memutuskan untuk keluar dari Malang dan universitas tersebut demi kebaikan," tulisnya.
Resti juga mengingatkan bahwa ia telah mengumpulkan bukti-bukti terhadap akun-akun yang menyebarkan hoax dan fitnah tentang dirinya. "Buat orang-orang yang nyebar hoax, aku sudah ada SS sebelum akun kalian hilang atau di-private, biar nanti ditangani ke pihak yang berwajib atas tuduhan pencemaran nama baik," tegasnya.
Di akhir unggahannya, Resti memberikan pesan mendalam bagi semua orang untuk selalu mendengarkan nasihat orang tua. "Pelajaran buat kita, ridha Allah terletak pada ridha orang tua dan semua orang tua selalu ingin ngasih yang terbaik ke anaknya," tulisnya.
Ia berharap kejadian ini bisa menjadi pelajaran berharga dan mendoakan agar semua orang selalu dikelilingi oleh kebaikan. "Semoga kita dikelilingi orang baik dan semoga kebaikan selalu datang ke kita, aamiin ya Robb," tutupnya.