JATIMTIMES – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berencana mengalihkan Rp 1,1 triliun anggaran yang semula dialokasikan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) ke pembangunan sekolah dan perbaikan kampung.
Kebijakan tersebut diambil setelah Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan bahwa pendanaan MBG di daerah akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Menanggapi itu, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Arief Fathoni mengatakan sangat menyetujui rencana tersebut.
Baca Juga : Pemkab Malang-Universitas Negeri Malang Sepakat Berikan Makan Bergizi Gratis Tanpa Gunakan APBN dan APBD
“Sangat setuju,” kata Arief Fathoni Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya.
Menurut politisi Partai Golkar ini karena mengingat selama penerimaan siswa baru masih ada wilayah wilayah yang tidak tercover di sekolah negeri yang dimiliki pemerintah kota.
“Dengan pengalihan anggaran makan bergizi gratis untuk membangun sekolah baru baik SD negeri maupun SMP negeri menurut kami itu bagus,” ujarnya.
Selain itu, Arief Fathoni sapaan akrab Thoni ini membeberkan penggunaan anggaran untuk perbaikan kampung memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. “Faktanya sampai hari ini masih ada beberapa wilayah yang memang paving jalannya sudah tidak layak untuk ukuran kota Surabaya,” ungkapnya.
Untuk itu Thoni berharap, pengalihan anggaran tersebut memang benar benar digunakan untuk perbaikan kepentingan kampung. “Jangan sampai hanya ingin menghabiskan anggaran kemudian paving yang masih bagus diganti,” tuturnya
Baca Juga : Efisiensi Anggaran di Kementan, Target Swasembada Pangan Bisa Gagal Terealisasi
Sementara wilayah wilayah yang sangat membutuhkan pembangunan paving itu, menurut Thoni tidak bisa terlayani dengan baik. “Banyak sekali usulan usulan RW, RT terangkum dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kelurahan (Musrebangkel) itu masih dijanjikan akan dibangun tahun 2026,” katanya
Dengan adanya pengalihan anggaran ini, Thoni juga berharap usulan usulan yang tertampung dalam musrebangkel itu bisa di eksekusi di tahun 2025. “Paving beserta salurannya paling tidak saluran antar wilayah bisa terkoneksi satu sama lain,” tuturnya.
Sehingga jika curah musim hujan tinggi, menurut ia aliran air bisa cepat langsung masuk ke sungai. “Agar tidak menimbulkan banjir lagi di kemudian hari,” pungkas Thoni.