JATIMTIMES - Bupati Malang HM. Sanusi menargetkan penurunan stunting mencapai 50 persen tahun 2025.
Saat ini, menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Kabupaten Malang berada di kisaran 18 persen.
Baca Juga : Tim Pengabdian FK UM Tingkatkan Kualitas Santri Husada di Ponpes Nurul Ulum Putri Kota Malang
Sementara itu, selain mendorong dinas terkait, salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang dalam rangka menurunkan angka stunting adalah dengan melibatkan sejumlah pihak. Termasuk menggandeng perusahaan untuk melakukan corporate social responsibility (CSR) di bidang kesehatan.
Terbaru, agenda CSR Indomaret diselenggarakan di Posyandu Kantor Desa Gondanglegi Kulon, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Selasa (10/9/2024). "Ini bentuk kepedulian perusahaan melalui CSR dalam hal ini untuk membantu masyarakat, pemberian gizi yang cukup untuk anak-anak. Tujuannya dalam upaya pencegahan stunting," ujar Bupati Sanusi di sela-sela berlangsungnya agenda CSR.
Tidak hanya di bidang kesehatan, Bupati Sanusi berharap CSR dari perusahaan juga direalisasikan pada sektor pendidikan. Selain karena saling berkaitan, kedua sektor tersebut memang jadi prioritas pembangunan sumber daya manusia (SDM) dari pemerintah pusat.
"Saya berharap, perusahaan yang lain juga bisa memberikan CSR-nya ke segmen kesehatan dan juga pendidikan karena memang Indonesia program utama adalah tentang pendidikan dan kesehatan. Kesehatan ini juga dapat menunjang pendidikan agar anak-anak kita tumbuh jadi cerdas," jelas Bupati Sanusi.
Tidak hanya bergantung pada perusahaan, Pemkab Malang juga telah memberikan beragam program dan inovasi di bidang kesehatan. Termasuk dalam rangka penurunan angka stunting.
"Dari pemerintah juga ada, melalui Dinas Kesehatan maupun dari DPPKB (Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Malang) itu ada pemberian makanan bergizi," imbuhnya.
Beragam upaya yang telah dilakukan Pemkab Malang tersebut berdampak signifikan terhadap penurunan stunting. Hal itu dapat dibuktikan dengan data prevalensi stunting Kabupaten Malang selama kurun waktu tiga tahun terakhir yang selalu mengalami penurunan.
Baca Juga : Kuota Minim, Pemkab Blitar Hanya Kirim Satu Transmigran Tahun Ini
Rinciannya, pada data terbaru berdasarkan hasil bulan timbang pada bulan Februari 2024, stunting di Kabupaten Malang mengalami penurunan di angka 6,2 persen. Tahun sebelumnya di angka 6,4 persen.
"Kalau menurut bulan timbang itu 6,2 persen, tapi SSGI yang di aplikasi dari Kemenkes (Kementerian Kesehatan) ini masih sekitar 18 persen," beber Bupati Sanusi.
Jika mengacu pada data SSGI, dalam kurun waktu sejak tahun 2021, angka stunting di Kabupaten Malang terus mengalami penurunan. "Kalau saat saya (awal, red) jadi bupati, kemarin 23 persen. Sekarang sudah turun menjadi sekitar 18 persen," ujar Sanusi.
Pejabat publik nomor satu di jajaran Pemkab Malang ini menyebut, jika melihat tren angka stunting yang terus mengalami penurunan, maka tidak menutup kemungkinan beberapa tahun ke depan Kabupaten Malang akan zero kasus stunting. Namun, pada tahun 2025, target penurunan stunting mencapai 50 persen. "Target tahun depan (angka stunting menurun) jadi sembilan persen," pungkas Sanusi.