JATIMTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mendorong agar petani milenial di Kota Malang bisa terus melanjutkan aktivitas pertaniannya. Hal itu sebagai langkah untuk bisa mempertahankan ketahanan pangan di Kota Malang.
Data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang, saat ini hanya ada sekitar 53 orang petani milenial yang masih aktif bertani. Sementara jumlah petani yang ada di Kota Malang secara keseluruhan sekitar 8.000 orang.
Baca Juga : Sederet Fakta Kasus Kekerasan Seksual yang Menimpa ABG 15 Tahun di Parimo
"Jumlah petani secara keseluruhan ada 8.000 an (tahun 2022). Kalau (petani) milenial yang saat ini aktif berkegiatan, pembinaan dan workshop 53 orang. Yang lainnya masih belum terdata," ujar Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan.
Untuk itu, Husnan mengatakan bahwa pihaknya kini berupaya untuk mendorong agar petani milenial bisa terus melanjutkan pertaniannya. Apalagi, bagi anak muda yang memang berasal dari keluarga petani.
"Ke depan kita rangkul dan ajak terus untuk kita libatkan terkait pembinaan dan pendampingan bagi mereka (petani milenial)," imbuh Husnan.
Selain melakukan pembinaan dan pendampingan, Dispangtan juga berkomitmen untuk memberikan bantuan. Seperti bantuan bibit, jaring pelindung bulir padi, pestisida, racun tikus hingga alat mesin pertanian (alsintan).
"Dari dinas akan memfasilitasi berupa bantuan benih, bibit, sarana produksi lainnya seperti pestisida, racun tikus, jaring untuk pelindung bulir padi, alsintan, hand traktor," jelas Husnan.
Baca Juga : Caleg DPR RI Ahmad Irawan Beberkan Solusi Pemerataan Ekonomi dan Kemacetan di Malang Raya
Saat ini, lahan pertanian di Kota Malang hanya tersisa 803 hektare. Data Dispangtan Kota Malang, lahan tersebut yang memang terdata digunakan sebagai pertanian padi.
"Saat ini petani milenial yang ada di keluarga petani pada umumnya kita dorong untuk terus melanjutkan usaha tani dari ortu masing-masing," terang Husnan.