JATIMTIMES - Menindaklanjuti adanya penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak yang meresahkan masyarakat, Kapolres Ngawi AKBP I Wayan Winaya segera memerintahkan Kasat Reskrim AKP Toni Hermawan untuk mengecek secara langsung serta berkoordinasi dengan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Ngawi Drh. Wachidah, Kabid Keswan, Rabu (11/5/2022).
Hasil pengecekan di lapangan secara langsung, menurut keterangan Wachidah, wilayah Ngawi belum ditemukan adanya PMK.
Baca Juga : Indikasi PMK Muncul di Kota Batu, Pemkot Batu Imbau Peternak Tak Panik
"Di Ngawi belum ditemukan adanya penyakit menular akut mulut dan kuku pada ternak sapi," jelas Wachidah.
Lebih lanjut Wachidah menuturkan bahwa Penyakit Mulut dan Kuku terjadi pada ternak sapi, kuda, kambing dan domba. Penyakit tersebut bukan penyakit baru dan terakhir terjadi di Kabupaten Ngawi tahun 1989.
Selanjutnya Toni menjelaskan bahwa sudah melakukan koordinasi dengan bidang peternakan, petugas PPL, dokter hewan lapangan negeri maupun swasta dengan tujuan untuk memantau kondisi sapi di lingkungannya.
"Koordinasi yang dilakukan dengan instansi terkait dengan tujuan memantau kondisi sapi yang ada di wilayah masing-masing demi menjaga kamtibmas di Ngawi," ungkap Toni.
Toni bersama Kabid Keswan Ngawi juga melakukan pengecekan secara rutin di rumah pemotongan hewan (RPH) dan pasar hewan di Kabupaten Ngawi , selain itu juga melakukan penyemprotan disinfektan.
Selanjutnya akan dibentuk unit reaksi cepat (URC) yang melibatkan instansi terkait guna mencegah penyakit kuku menular dalam menghadapi hari raya qurban.
"Secepatnya dalam menghadapi hari raya qurban akan dibentuk unit reaksi cepat yang melibatkan instansi terkait guna mencegah PMK," jelas Toni.
Baca Juga : Sejumlah Area Jual Pedagang Pasar Sumedang Mengecil, Disperindag Kabupaten Malang Masih Godog Revisi Perbup
Seperti diketahui, PMK disebabkan virus yang sangat menular pada hewan berkuku belah atau bercabang dua seperti sapi, babi, dan domba. Namun belakangan ini yang paling banyak terjangkit baru ternak sapi.
Wachidah juga memberikan sosialiasi dan edukasi kepada peternak dan masyarakat untuk tidak panik terkait wabah penyakit PMK mengingat penyakit ini untuk daging aman di konsumsi.
"Saya imbau kepada warga agar jangan panik. Hewan yang terkena PMK aman dikonsumsi dagingnya," jelas Wachidah.
Ditegaskan sekali lagi oleh Toni bahwa di Ngawi belum ada PMK atau nihil hewan yang terkena PMK.
"Di Ngawi belum ditemukan alias nihil hewan yang terkena penyakit mulut dan kuku (PMK)," tegas Toni.