JATIMTIMES - Libur lebaran tahun ini menjadi awal kebangkitan pariwisata Kabupaten Blitar usai hantaman pandemi Covid-19. Dilaporkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Blitar melonjak saat libur Lebaran. Selama 8 hari libur lebaran jumlah wisatawan tembus 121.108 orang.
Kepala Bidang Pemasaran dan Ekonomi Kreatif Dinas Parbudpora Kabupaten Blitar, Agus M Setiawan, mengatakan lonjakan wisatawan ini dimungkinkan karena libur Hari Raya Lebaran yang cukup panjang. Serta diizinkannya masyarakat melakukan mudik Lebaran oleh pemerintah. Kondisi ini dimanfaatkan masyarakat untuk berlibur di tempat wisata, termasuk ke Kabupaten Blitar.
Baca Juga : Program 1 Juta Vaksin Kemenag RI Hadir di Kabupaten Blitar, 8 Ribu Warga Tervaksin
"Data kita mulai 30 April sampai 8 Mei 2022, total ada 121.108 wisatawan. Selain wisatawan lokal, ada juga 2 wisatawan mancanegara yang datang ke Kabupaten Blitar pada 2 Mei 2022," kata Agus, Selasa (10/5/2022).
Agus menambahkan, dari ratusan ribu wisatawan itu, rinciannya pada 30 April jumlah kunjungan memcapai 3.815, kemudian 1 Mei 2.940, 2 Mei 3.521, 3 Mei 13.528, 4 Mei 20.689, 5 Mei 29.116, 6 Mei 20.974, 7 Mei 27.911, dan 8 Mei 12.142.
"Puncak kunjungan wisatawan terjadi pada 5 Mei dengan jumlah 29.116 orang. Secara keseluruhan jumlah kunjungan ini mengalami peningkatan signifikan disbanding dengan lebaran tahun lalu. Lonjakan ini mungkin karena memang tahun ini masyarakat sudah boleh mudik, mengingat pandemi Covid-19 juga semakin mereda," imbuhnya.
Lebih dalam Agus menyampaikan, data jumlah wisatawan itu diperoleh dari beberapa tempat wisata. Seperti Blitar Park, Kampung Cokelat, Pantai Tambakrejo, Serang, Pangi, dan lain-lain. Melihat kondisi saat ini, Dinas Parbudpora Kabupaten Blitar optimis sektor wisata akan kembali bangkit, setelah sekian lama terdampak pandemi Covid-19.
Baca Juga : Pipa Zaman Belanda, Salah Satu Sebab Masalah Instalasi Saluran Air Perumdam Lumajang
"Selama libur hari raya Lebaran, kami dari Dinas Parbudpora bersama Bapenda juga melakukan monitoring ke sejumlah tempat wisata. Monitoring dilakukan juga untuk memastikan pengelola wisata sudah menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara baik dan benar," pungkasnya.