JATIMTIMES - Memasuki hari ketiga banjir di Kecamatan Rowokangkung ratusan rumah masih tergenang air.
Dua desa yang tergenang air akibat meluapnya sungai Jatiroto dan Kali Banter masing-masing desa Sidorejo dan Rowokangkung Kecamatan Rowokangkung Lumajang.
Baca Juga : Sejumlah Armada Darat Sempat Kesulitan Cari Solar Menuju Pelabuhan Ketapang
Sampai hari ini, Rabu (16/3) terhitung, masih 409 rumah yang terendam. Keadaan ini menyebabkan terganggunya aktivitas warga karena ketinggian air masih ada pada kisaaran antara 30 sampai 50 CM.
Bahkan di perkampungan yang berdekatan dengan Sungai Jatiroto, ketinggian airnya sampai sepinggang orang dewasa.
Meski begitu, warga lebih memilih bertahan di rumahnya dan tidak mengungsi. Banyak warga lebih memilih menjaga barang-barang berharga seperti barang elektronik yang sebelumnya sudah diletakkkan diatas meja, guna menghindari dari luapan air Sungai Jatiroto.
"Kalau malam para warga yang rumahnya masih terendam banjir tidur di rumah saudaranya, atau rumah tetangga yang airnya sudah mulai surut," ungkap Nita salah satu warga yang rumahnya juga terendam banjir, Rabu (16/3).
Sementara itu Teguh seorang warga lain menjelaskan, kalau para warga ini sudah terbiasa dengan kondisi banjir seperti ini. Apalagi dimusim penghujan, dua desa ini sudah menjadi langganan babjir.
Baca Juga : Ekskavasi Situs Pandegong Jombang Akan Kupas Seluruh Struktur Bangunan Candi
"Setiap tahun warga sini selalu dapat kiriman luapan air dari Sungai Jatiroto. Sebelumnya yang paling parah tahun 2022, banjir itu sampai hampir menyentuh atap-atap rumah," pungkasnya.
Kalaksa BPBD Lumajang Patria Dwi Hastiadi mengatakan, banjir yang sering terjadi ini harus dicarikan solusi. Apa lagi banjir ini terjadi karena faktor alam , disamping karena banyakny sampah di sejumlah aliran sungai.
"Normalisasi Sungai Bondoyudo yang mengarah ke laut memang diperlukan. Tapi secara teknis pengairan provinsi yang lebih tahu assesment bagaiamana bentuk normalisasinya," kata Patria Dwi Hastiadi.