JATIMTIMES - Situs Pandegong di Dusun Kwasen, Desa Menganto, Kecamatan Mojowarno, Jombang kembali diekskavasi oleh tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim. Ekskavasi tahap dua selama 10 hari ke depan ini, ditargetkan tuntas mengupas seluruh bangunan candi di situs tersebut.
Ekskavasi Situs Pandegong yang didanai oleh Pemkab Jombang ini mulai dikerjakan hari ini, Rabu (16/03/2022) hingga 10 hari. Pada ekskavasi tahap satu November 2021 lalu, tim BPCB Jatim berhasil membuka 70 persen struktur bangunan purbakala yang dulunya tertimbun tanah dan pohon.
Baca Juga : Pekan Depan, Pemkot Malang akan Aktifkan Kembali Kayutangan Heritage
Yaitu struktur bangunan berbahan bata merah kuno seluas 10,8 x 8,7 meter dengan tinggi bangunan 180 cm yang berhasil ditampakkan pada ekskavasi tahap satu. Bangunan candi ini menghadap ke barat dengan pintu masuk berupa struktur tangga sepanjang 210 cm.
Tangga untuk masuk ke dalam candi ini memiliki lebar 230 cm dan tinggi tangga 100 cm. Tangga ini memanjang dari barat ke timur untuk menuju ke dalam bangunan utama candi.
Saat ini, bangunan purbakala tersebut sebagian masih tertimbun tanah dan pohon. Yaitu di bagian atas candi yang diduga sebagai sumuran serta di sisi timur dan selatan bangunan.
"Ekskavasi tahap dua ini lanjutan dari ekskavasi pertama. Dimana kita mengejar untuk menampakkan sisi timur dan selatan dari Situs Pandegong. Itu yang paling utama, sambil kita melihat gejala apa yang terjadi ketika pada tahun 2017 dulu bagian tengah atau yang biasa disebut sumuran itu sempat digali oleh masyarakat. Itu rencana kita juga membuka itu," ujar Ketua Tim Ekskavasi Situs Pandegong Vidi Susanto kepada wartawan di lokasi, Rabu (16/03/2022).
Pantauan ekskavasi tahap dua di hari pertama ini, terlihat sejumlah orang menggali sumuran candi. Bagian yang sudah tampak berupa struktur bata merah kuno membentuk kotak dengan luas 1 meter persegi dan kedalam yang baru berhasil digali sekitar 60 cm.
Baca Juga : Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang Beri Penjelasan Terkait Aliran Air Keruh
"Sumuran ini umumnya di atasnya tertutup dengan benda pemujaannya seperti Yoni. Sementara untuk sumurannya sendiri umumnya berfungsi untuk menghidupkan candi. Istilahnya di sumuran itu ada peripihnya. Peripihnya belum kita temukan," kata Vidi.
Dikatakan Vidi, ekskavasi kali ini mengalami kendala dengan adanya pohon besar di atas struktur candi dan gundukan tanah setinggi 2 meter yang harus digalinya.
Lokasi tersebut dia duga memendam bagian lain dari bangunan candi. "Insyallah kita coba supaya tujuan ekskavasi ini bisa menampakkan denah secara utuh. Karena kemarin masih 70 persen, kita akan buat 100 persen," pungkasnya.(*)