JATIMTIMES - Harga bawang merah di tingkat petani Kabupaten Tulungagung, anjlok parah. Normalnya, harga bawang merah di atas Rp 13.000 per kilo gram, namun saat ini harganya hanya berkisar antara Rp 6 ribu sampai Rp 10 ribu. Kondisi ini membuat para petani dan pedagang frustrasi. "Harga hari ini anjlok," kata Suraji, pedagang asal dusun Pojok, Desa Karangtalun, Kecamatan Kalidawir, Jumat (26/11/2021).
Sebagai pedagang, Suraji atau akrab dipanggil Gendon ini selalu ingin mengambil barang dari petani untuk dilempar ke pasar. Namun, kondisi pasar yang layu, membuat ia kebingungan untuk mendistribusikan barang yang melimpah. "Pedagang juga bingung, pasar juga penuh. Tengkulak tidak berani nyetok, cuma satu dua kwintal buat eceran," ungkapnya.
Baca Juga : Serap Aspirasi ke Bawean, Anggota DPRD Gresik Terima Sejumlah Keluhan
Jika musim normal, Gendon bingung melayani tengkulak luar kota saat ini bawang merah tidak terserap ke pasar.
Sementara itu, Edi (52) mengatakan, harga bawang merah turun drastis tanpa diketahui faktor utama penyebab jatuhnya bumbu masak itu. "Logikanya, bawang merah banyak yang kebanjiran. Mengeringkan sulit, harusnya mahal namun malah sebaliknya," ujarnya.
Para petani bawang merah yang sedang terpuruk ini, berharap kepada pemerintah untuk segera turun tangan. Mereka minta pemerintah memberikan solusi untuk menstabilkan harga. Permintaan dan harapan itu disampaikan meski petani bawang merah tidak sampai menggelar demo.
Baca Juga : Kolaborasi Riset Ungkap Index Toleransi di Jatim Alami Penurunan
Meski tidak sampai demo seperti saat telur murah, petani berharap pemerintah memberikan solusi untuk menstabilkan harga. "Peternak ayam mengaku merugi saat telur murah, pemerintah memberikan solusi telur dibeli dan diberikan ke masyarakat yang divaksin. Agar modal petani (bawang merah, Red) bisa balik, seharusnya ada keadilan," kata dia.