JATIMTIMES - Upaya revitalisasi Pasar Legi kembali menjadi sorotan DPRD Kota Blitar dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Blitar. Pada Kamis (16/01/2025), kedua pihak menyambangi lantai dua pasar tradisional tersebut untuk melihat lebih dekat kondisi terkini.
Fokusnya bukan sekadar meninjau daya beli masyarakat, melainkan merancang strategi agar denyut ekonomi di Pasar Legi kembali hidup. Pasar ini diharapkan tidak hanya menjadi pusat aktivitas perdagangan, tetapi juga simbol kemandirian ekonomi lokal yang terus berkembang.
Baca Juga : Jadi Syarat Pendaftaran Beasiswa LPDP, Apa itu LoA?
Ketua Komisi II DPRD Kota Blitar, Yohan Tri Waluyo, menyampaikan bahwa pihaknya telah menampung berbagai keluhan dari para pedagang. Salah satu masalah utama yang disoroti adalah lesunya daya beli masyarakat serta kebutuhan akan modal usaha. Selain itu, muncul harapan dari pedagang untuk menjajal penjualan secara daring sebagai respons terhadap tren digitalisasi.
“Kami mendengar banyak keluhan soal persaingan dengan jualan online. Kami akan melibatkan teman-teman dari generasi muda yang paham teknologi untuk membantu pedagang memahami pentingnya modernisasi,” ujar Yohan, Sabtu (18/01/2025).
Menurutnya, edukasi tentang penjualan online harus dilakukan tanpa meninggalkan identitas pasar tradisional. Nantinya, lantai dua Pasar Legi akan tetap menjadi pusat aktivitas, sementara pedagang didorong memanfaatkan platform digital. Yohan menambahkan bahwa para pedagang juga membutuhkan dukungan permodalan untuk mempertahankan usaha mereka.
“Solusi permodalan sudah kami rancang melalui Bank Kota Blitar. Pedagang bisa memanfaatkan surat guna kios untuk mendapatkan pinjaman hingga Rp 10 juta,” ungkapnya.
Langkah ini mendapat dukungan dari Disperindag Kota Blitar. Kepala Disperindag, Hakim Sisworo, menegaskan bahwa pihaknya akan segera menggandeng komunitas anak muda yang bergerak di bidang teknologi informasi. Melalui kolaborasi ini, diharapkan aktivitas jual-beli di Pasar Legi tidak hanya bergantung pada pengunjung fisik, tetapi juga merambah ke ranah daring.
“Kami optimis, pendekatan ini bisa membantu pedagang di lantai dua Pasar Legi. Komunitas anak muda akan menjadi fasilitator agar pedagang dapat memanfaatkan teknologi secara optimal,” jelas Hakim.
Baca Juga : Daftar 20 Perjalanan KA Daop 8 Surabaya yang Kini Lebih Cepat Berkat Gapeka 2025
Tidak hanya itu, momentum Ramadan juga menjadi perhatian pemerintah kota. Disperindag berencana membuka Pasar Ramadan yang akan dipusatkan di Pasar Legi. Langkah ini diharapkan mampu mendongkrak daya beli masyarakat sekaligus menjadi stimulus bagi aktivitas ekonomi di lantai dua.
“Pasar Ramadan nanti dirancang multifungsi. Pagi hari untuk aktivitas pasar tradisional, sementara malam hari menjadi tempat berkumpul komunitas anak muda,” tandas Hakim.
Kombinasi antara inovasi digital, dukungan permodalan, dan strategi berbasis momentum diyakini menjadi kunci untuk menghidupkan kembali Pasar Legi sebagai pusat ekonomi rakyat. Pemerintah Kota Blitar berharap langkah-langkah tersebut mampu menciptakan siklus ekonomi yang berkelanjutan, sekaligus menarik generasi muda untuk lebih terlibat dalam pembangunan ekonomi lokal.