BATUTIMES - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati bersama Kepala Pusat Seismologi dan Kepala Balai Besar MKG Wilayah III, dan rombongan melakukan survei lapangan pasca gempa di Kota Batu. Dari hasil survei, diharapkan proses mitigasi di Kota Apel itu bisa lebih maksimal.
Dwikorita menjelaskan, langkah terbaik untuk mengatasi bencana adalah dengan melakukan mitigasi atau pencegahan. Pencegahan tersebut berupa pemetaan wilayah pantai, pemetaan mikrozonasi di wilayah terdampak gempa untuk rekomendasi bangunan, serta peringatan dini.
Baca Juga : Disesuaikan, Ini Aturan Main Jam Kerja ASN di Kota Batu Selama Ramadan
"Untuk membantu masyarakat umum dan pemerintah mengetahui tentang peringatan dini, diharapkan untuk meng-install aplikasi info BMKG. Mohon Pemkot Batu mengawal peringatan dini tersebut untuk mengurangi dampak bencana," ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko mengungkapkan, Kota Batu tidak terlalu terdampak oleh gempa. Namun, Kota Batu rentan akan bencana puting beliung, longsor dan kebakaran hutan.
"Maka, kami mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan siaga ketika bencana alam terjadi secara tiba-tiba," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, akibat gempa berkekuatan 6.7 SR yang berpusat di Kabupaten Malang beberapa saat lalu, tercatat Kota Batu memiliki 9 titik kerusakan. Ke-9 titik itu berada di Kecamatan Batu dan Kecamatan Junrejo. Diantaranya, bangunan terdampak 2 hunian rumah, 4 gedung sekolah, bengkel, gedung DPRD, dan destinasi wisata JTP 2.
Baca Juga : Teruskan Program DPP, DPC Partai Demokrat Kabupaten Malang Salurkan Bantuan Korban Gempa
Kebanyakan kerusakan terjadi pada bagian atap bangunan. Seperti halnya pada gedung DPRD dan beberapa bangunan sekolah SMA Negeri 1 Batu, SMP PGRI 01 Kota Batu dan SDN Tlekung 1. Kemudian ke usakan lainya seperti tiang penyangga tandon di MAN 3 Kota Batu roboh.
Total kerusakan, diperkirakan mengalami kerugian sebesar Rp 20 juta, dan tidak ada korban jiwa. Selain itu, kawasan Brau juga menjadi kawasan yang mendapat perhatian lantaran rawan terjadi pergerakan tanah.