JATIMTIMES - Banjir yang melanda Kota Malang sejak Selasa (24/12/2024) kemarin membuat ratusan rumah terendam. Berdasarkan catatan BPBD Kota Malang, setidaknya ada 254 rumah yang terendam banjir.
Kepala BPBD Kota Malang, Prayitno mengatakan bahwa intensitas hujan sejak beberapa hari lalu memang cukup tinggi. Hal itu membuat sejumlah aliran sungai meluap hingga ke pemukiman warga.
Baca Juga : 5 Obat untuk Mengatasi Rasa Nyeri pada Punggung yang Terbukti Ampuh
Prayitno melaporkan, dalam informasi yang diterimanya, Sungai Amprong dan Sungai Brantas merupakan salah satu sungai yang alirannya meluap hingga ke rumah-rumah warga. Dan secara total keseluruhan, setidaknya ada 8 titik banjir di 2 kecamatan di Kota Malang.
Pertama di Kecamatan Blimbing, berada di Kampung Warna Warni Jodipan (KWJ) dan Jalan Jodipan Wetan Gang I, Kelurahan Jodipan. Kedua di Kecamatan Kedungkandang melanda di wilayah Kelurahan Madyopuro kawasan Jalan Ki Ageng Gribig, Kelurahan Lesanpuro dan Kelurahan Kedungkandang kawasan Perum Prima Ragil Permai 7.
“Banjir ini disebabkan oleh hujan intensitas lebat kemarin sore. Ini memicu meningkatnya debit air Sungai Brantas dan Sungai Amprong di Kota Malang. Kondisi diperparah dengan hujan lebat di wilayah hulu sungai, sehingga debit air sungai meluap ke jalan dan pemukiman warga,” kata Prayitno.
Prayitno menjelaskan bahwa peristiwa banjir terparah berada pada Kelurahan Madyopuro. Di situ, ketinggian air berkisar mencapai 20 hingga 135 sentimeter.
“Setidaknya ada sekitar 45 orang terjebak banjir dan dievakuasi oleh BPBD Kota Malang bersama warga dan relawan,” ungkap Prayitno.
Akibat banjir ini, setidaknya merendam sekitar 254 rumah warga. Dengan rincian, 40 rumah di Kampung Warna Warni Jodipan, 7 rumah di Jalan Jodipan Wetan, 10 rumah di Perumahan Prima Ragil Permai 7, 37 rumah di Kelurahan Lesanpuro RT 05 dan 160 rumah di Kelurahan Madyopuro.
Baca Juga : Joel Cornelli Out, Arema FC Banjir Tawaran Pelatih
“Kita dirikan dapur umum bersama Tagana. Kita juga distribusikan kedaruratan, seperti makanan siap saji, lauk pauk, biskuit, selimut, kasur lipat, alas/tikar dan kids wear,” jelas Prayitno.
Meski debit air sudah menyurut dan masyarakat mulai kembali ke rumah untuk melakukan pembersihan. Tapi Prayitno mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada. Dan jika terjadi banjir kembali, pihaknya berharap masyarakat bisa melapor ke BPBD.
“Kami akan terus lakukan pemantauan berkala dan melakukan pengurasan air menggunakan pompa sedot. Kita juga imbau agar masyarakat tetap waspada terhadap bencana dan potensi kerawanan banjir lanjutan,” tukas Prayitno.