JATIMTIMES - Inflasi daerah yang terjadi pada produk-produk pertanian hortikultura masih diwaspadai karena faktor cuaca tidak menentu. Gerakan tanam pun gencar dilakukan.
Salah satunya gerakan tanam benih cabai yang tidak hanya menyasar desa-desa, melainkan juga sekolah. Di antaranya dilakukan Pemkot Batu di sekolah setingkat SMP negeri dan swasta, Jumat (13/9/2024).
Sebanyak 7.500 batang bibit cabai disalurkan ke sejumlah sekolah untuk gerakan tanam cabai. Utamanya sekolah yang memiliki lahan kosong dan belum termanfaatkan. Hal tersebut sekaligus dilakukan untuk edukasi mengenai pertanian kepada siswa.
Rinciannya, benih cabai dan sarana produksi pertanian (saprodi) terdiri dari 7.500 batang benih cabai, 3.000 polybag, 1.500 kg pupuk organik padat, 3.000 kg tanah humus, dan 6.000 liter sekam. Seluruhnya diberikan kepada 30 SMP di Kota Batu sebagai bagian dari upaya edukasi pertanian dan peningkatan produksi cabai.
Menurut Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai, proses tanam itu menindaklanjuti program nasional yang sudah dilakukan di desa-desa dan mulai menuai hasil. Meski di antaranya yang ditanam tidak sebatas cabai.
"Gerakan yang sama menekan inflasi dan meningkatkan ekonomi masyarakat sudah dilakukan ke seluruh wilayah di Kota Batu. Tidak hanya kita sasar di beberapa kelompok petani di berbagai komponen masyarakat lain. Kita juga menyasar sekolah-sekolah," ujar Aries saat ditemui usai tanam cabai di lahan belakang SMP Negeri 3 Kota Batu, Jumat (13/9/2024).
Cabai diakuinya termasuk produk hortikultura yang memiliki tingkat fluktuasi tinggi. Harga cabai di pasaran bisa naik turun dengan cepat. Sehingga produksi yang masif di lingkungan masyarakat diharapkan menjawab kekhawatiran akan terjadi ketidakstabilan harga dan ketersediaan pasokan.
Dikatakan Aries, melalui gerakan tanam, siswa sekolah juga diharapkan teredukasi nilai menjaga alam dan memanfaatkan nilai ekonomi dari pertanian. Baik untuk keperluan konsumsi nantinya hingga penjualan dan mendapatkan dampak ekonomi.
Baca Juga : Bupati Sanusi Panen di Ngantang: Kentang Miliki Nilai Ekonomi Tinggi
"Ada tindak lanjut kalau panen mau diapakan. Semisal pihak sekolah ada strategi, apakah dijual atau keperluan konsumsi sampai UMKM dan kantin sekolah. Lahan yang habis digunakan tanam cabai nantinya bisa juga penanaman lain," katanya.
Aries berujar, langkah-langkah konkret perlu dilakukan untuk mencegah dampak inflasi tinggi salah satunya karena faktor cuaca. Ia menyebut, saat cuaca tidak menentu, terutama saat musim hujan, produksi cabai sering menurun drastis. Hal ini menyebabkan pasokan cabai di pasar menurun, yang pada akhirnya mendorong kenaikan harga cabai.
Kondisi ini diperparah dengan meningkatnya biaya produksi akibat cuaca yang tidak bersahabat serta tantangan dalam distribusi dari daerah penghasil cabai ke daerah konsumsi, termasuk Kota Batu.
"Ini juga diharapkan untuk menstabilkan harga cabai di pasaran, yang pada gilirannya akan membantu menekan laju inflasi di daerah. Diharapkan dapat menambah ketersediaan cabai merah dan cabai rawit di pasar serta berhasil menurunkan laju inflasi di Kota Batu," imbuhnya.