free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Vietnam Dilanda Topan Yagi, Bagaimana Dampaknya Bagi Indonesia?

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

11 - Sep - 2024, 22:10

Placeholder
Beberapa rumah di Hanoi, Vietnam terendam luapan Sungai Merah akibat bencana Topan Yagi. (Foto: X)

JATIMTIMES - Vietnam saat ini tengah menghadapi bencana besar akibat terjangan Topan Yagi, salah satu badai paling dahsyat yang melanda Asia tahun ini. Hanoi, ibu kota Vietnam, menjadi wilayah paling terdampak. 

Melansir laporan terbaru dari Reuters pada Rabu (11/9/2024) menyebutkan bahwa badai ini telah menewaskan setidaknya 152 orang, sementara lebih dari 140 orang dilaporkan hilang. 

 

Baca Juga : Silsilah Keluarga Maarten Paes, Ternyata Sang Nenek Wanita Belanda Lahir di Kediri

Topan Yagi juga memaksa ribuan orang untuk dievakuasi dari rumah mereka akibat banjir besar yang dipicu oleh meluapnya Sungai Merah, yang telah menggenangi jalanan dan menghancurkan pemukiman.

Beberapa fasilitas rumah yang rusak akibat Topan Yagi. (Foto: X)

Beberapa fasilitas rumah yang rusak akibat Topan Yagi. (Foto: X)

Selain menyebabkan kerugian jiwa, badai ini juga menimbulkan dampak ekonomi yang serius. Di wilayah pesisir timur Hanoi, banyak pabrik yang terendam banjir sehingga harus menghentikan aktivitas produksinya. 

 

Di provinsi Thai Nguyen, sekitar 60 kilometer dari Hanoi, banjir memicu tanah longsor yang menewaskan puluhan orang. Warga setempat juga menghadapi kesulitan besar, termasuk hilangnya akses terhadap air bersih dan listrik.

 

Bagaimana Dampak Topan Yagi Terhadap Indonesia?

Meskipun topan ini menyebabkan kerusakan besar di Vietnam, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa Siklon Tropis Yagi tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap cuaca di Indonesia. 

 

Baca Juga : Vietnam Diterjang Topan Yagi, Apa Sebenarnya Badai Ini?

Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, menyampaikan bahwa topan ini hanya mempengaruhi kondisi gelombang laut di perairan Natuna Utara, yang diperkirakan mencapai ketinggian sekitar 1,25 meter. "Tidak ada dampak yang signifikan," kata Guswanto, dilansir Antara, Rabu (11/9/2024). 

Dalam analisis yang dilakukan BMKG per-tanggal 5 September, Siklon Tropis Yagi terdeteksi di Laut China Selatan, barat laut Filipina, atau sekitar 1.760 kilometer di sebelah utara Tarakan, Kalimantan Utara. Siklon ini diprediksi bergerak perlahan ke arah barat. Namun, meskipun jaraknya relatif dekat dengan Indonesia, dampaknya hanya terbatas pada peningkatan gelombang laut di beberapa wilayah.

 

Meskipun begitu, BMKG tetap memberikan peringatan dini terkait potensi cuaca buruk yang bisa terjadi akibat pengaruh siklon ini. Beberapa wilayah di Indonesia bagian utara dan timur diperkirakan akan mengalami peningkatan curah hujan dan angin kencang sebagai imbas dari keberadaan Siklon Yagi di kawasan tersebut. 

Masyarakat diminta untuk waspada terhadap kemungkinan banjir dan angin kencang di daerah-daerah tersebut, meskipun dampaknya tidak seberat yang dirasakan oleh Vietnam.

Di wilayah perairan Samudera Pasifik sebelah utara Maluku Utara, Siklon Yagi juga menyebabkan angin kencang dengan kecepatan maksimum mencapai 40 knot atau sekitar 75 kilometer per jam, dengan tekanan udara mencapai 994 hPa.

BMKG juga memperkirakan tinggi gelombang laut di Samudera Pasifik Utara Halmahera akan berkisar antara 1,25 hingga 2,5 meter. Namun secara keseluruhan, siklon ini diprediksi tidak menimbulkan ancaman besar bagi Indonesia karena posisinya yang cukup jauh.


Topik

Peristiwa Cuaca extrem



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Sri Kurnia Mahiruni