JATIMTIMES - Pemerintah Desa Kebobang terus berkomitmen mendukung dan menyukseskan program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang yakni "One Village One Product, One Village One Destination".
Kepala Desa Kebobang Mujiati menyampaikan, dalam menyukseskan program "One Village One Product, One Village One Destination", pihaknya akan melakukan penguatan pada sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan pengembangan kawasan untuk menjadi sebuah destinasi wisata.
Baca Juga : Bolehkah Identitas Akun MyPertamina Berbeda dengan STNK?
Pihaknya menyebut, mayoritas masyarakat di Desa Kebobang berprofesi sebagai petani. Di mana terdapat dua jenis produk ketahanan pangan yang menjadi produk terbesar dikembangkan oleh petani, yakni kopi dan tebu.
"Di sini yang terbesar dari hasil tani kopi dan tebu, itu merupakan produk ketahanan pangan yang saat ini sedang dikembangkan oleh masyarakat yang ada di Desa Kebobang," ungkap Mujiati kepada JatimTIMES.com.
Mujiati menuturkan, dengan adanya potensi hasil pertanian dan sektor UMKM yang lain, pihaknya mengaku bahwa masyarakat di Desa Kebobang sudah mulai menerapkan konsep dari hulu ke hilir untuk menggarap sebuah produk.
Selain kopi dan tebu, di Desa Kebobang juga terdapat hasil-hasil pertanian yang lain. Salah satunya produk dari jenis umbi-umbian yang berhasil diproduksi dan dijual secara mandiri oleh masing-masing masyarakat Desa Kebobang.
"Contoh saja kerupuk samiler. Di sini sang suami menanam (umbi-umbian), ibunya bikin olahan turunannya. Selanjutnya olahan turunannya juga dijual oleh ibunya. Itu contoh hulu hilir dari contoh satu keluarga saja," kata Mujiati.
Selain di sektor pertanian, di Desa Kebobang juga sedang memperkuat pada sektor peternakan ikan lele. Di mana salah satu dusun di Desa Kebobang yakni Dusun Bumirejo terdapat pusat penyedia bibit ikan lele.
"Kebetulan peternakan kita salah satu yang sangat berpotensi sekali yakni sebagai penyedia bibit lele dan ini sudah melayani banyak konsumen terkait pembibitan lele di Dusun Bumirejo," ujar Mujiati.
Menurutnya, sektor UMKM di Desa Kebobang sampai wilayah RT, hampir semuanya dikerjakan dari hulu sampai hilir. Artinya, masyarakat di Desa Kebobang mayoritas menjadi penghasil, pengolah sampai menjadi penjual.
Baca Juga : Percepat Pembangunan Sukhoi, DKPP Kota Blitar Desak Kontraktor Tambah Pekerja
"Saya sangat salut sekali dengan UMKM di Desa Kebobang, yang di mana hulu hilirnya diterapkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Insya Allah dihitung per kapita di sini penghasilan rata-rata sudah Rp 150 ribu per hari," kata Mujiati.
Sementara itu, untuk pengembangan destinasi wisata, saat ini Pemerintah Desa Kebobang sedang menjalin komunikasi intensif dengan Lembaga Kemitraan Desa Pengelola Hutan (LKDPH) dan Perhutani mengenai pengelolaan Coban Baung yang masuk di dalam wilayah Perhutani.
"Ini mulai kita garap kembali. Kemarin sempat stagnan, karena ada perizinan yang belum sempurna. Oleh karena itu kita sudah duduk bersama dengan LKDPH dan Perhutani sama pihak ketiga untuk tindaklanjut Coban Baung akan digaungkan kembali," jelas Mujiati.
Selain itu, Mujiati menyebut saat ini sedang dibangun kolam renang yang menggunakan Dana Desa untuk menunjang aktivitas masyarakat di wilayah Dusun Bumirejo, Desa Kebobang, Kecamatan Wonosari. Pihaknya menyebut, untuk pembangunan kolam renang di Dusun Bumirejo sudah mencapai 50 persen. Mujiati mengatakan, tujuan dibangunnya kolam renang untuk mengangkat potensi terpendam dari anak-anak muda di Desa Kebobang.
"Karena kalau mau masuk TNI, Polri itu kan mesti butuh kemampuan renang. Di sini memang nggak ada kolam renang, makanya kita membuat kolam renang supaya mengangkat sumber daya manusia dari sisi keolahragaan tersalurkan," pungkas Mujiati.