JATIMTIMES– Memasuki musim penghujan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Blitar meminta kontraktor proyek pembangunan Sentra Usaha Ikan Hias dan Koi (Sukhoi) menambah jumlah pekerja untuk mempercepat proses pembangunan.
Saat ini, proyek yang terletak di Jalan Raung Kota Blitar itu masih dikerjakan oleh 17 pekerja, sementara DKPP meminta agar jumlahnya ditingkatkan menjadi 25 orang.
Baca Juga : 20 PKL Ngadu ke DPRD Soal Rencana Penertiban, Dua Lokasi Jadi Usulan Relokasi
Kepala DKPP Kota Blitar, Dewi Masitoh, mengatakan bahwa penambahan pekerja sangat diperlukan karena proyek ini harus selesai tepat waktu, sesuai kontrak yang berakhir pada 12 November 2024. Dengan memasuki musim penghujan, proses pembangunan dikhawatirkan akan terhambat jika jumlah tenaga kerja tidak mencukupi.
"Kami meminta agar pelaksana proyek menambah jumlah pekerja menjadi 25 orang. Saat ini hanya ada 17 pekerja, sementara kita sudah mulai memasuki musim hujan. Untuk menghindari keterlambatan, jumlah tenaga kerja harus ditingkatkan," ujar Dewi pada Senin (10/9/2024).
Dewi menjelaskan bahwa kondisi cuaca yang tak menentu dapat memperlambat pekerjaan di lapangan. Oleh karena itu, peningkatan jumlah tenaga kerja menjadi langkah penting agar target penyelesaian proyek bisa tetap tercapai. Proyek ini juga mendapat perhatian karena merupakan bagian dari upaya pemerintah kota untuk mengembangkan sektor usaha ikan hias, yang sudah menjadi salah satu komoditas unggulan Kota Blitar.
"Musim penghujan sering kali menjadi tantangan tersendiri dalam pengerjaan proyek fisik, karena dapat menghambat proses pembangunan. Jika jumlah tenaga kerja ditambah, maka kita bisa mengimbangi waktu yang hilang akibat cuaca buruk," tambah Dewi.
Selain masalah tenaga kerja, proyek ini juga menghadapi kendala dari sisi anggaran. Anggaran revitalisasi Sentra Usaha Ikan Hias dan Koi semula direncanakan sebesar Rp 2,3 miliar, namun kemudian mengalami penurunan menjadi Rp 1,7 miliar. Meskipun demikian, Dewi menegaskan bahwa penurunan anggaran tidak boleh mempengaruhi kualitas maupun waktu penyelesaian proyek.
"Memang ada penurunan anggaran, dari Rp 2,3 miliar menjadi Rp 1,7 miliar. Namun, hal ini sudah kami antisipasi dan proyek harus tetap berjalan sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan," jelasnya.
Proyek Sentra Usaha Ikan Hias dan Koi ini diharapkan dapat menjadi pusat perdagangan dan promosi bagi pelaku usaha ikan hias di Kota Blitar. Selain itu, keberadaan sentra ini diyakini akan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, terutama dalam meningkatkan daya saing ikan hias asal Blitar yang dikenal berkualitas, khususnya jenis ikan koi.
Menurut Dewi, sentra ini nantinya tidak hanya akan menjadi tempat transaksi jual beli ikan hias, tetapi juga pusat pelatihan dan pengembangan usaha bagi peternak dan pedagang ikan. "Kami berharap Sentra Usaha Ikan Hias dan Koi ini bisa menjadi pusat aktivitas ekonomi dan edukasi bagi masyarakat, terutama mereka yang berkecimpung di dunia ikan hias," ujar Dewi.
Baca Juga : Kota Blitar Rayakan Haornas Ke-41 dengan Liga Pelajar dan Upacara Meriah
Dewi juga menambahkan bahwa DKPP Kota Blitar akan terus memantau perkembangan proyek ini. Ia berharap kontraktor segera merespons permintaan penambahan pekerja, mengingat waktu yang semakin mendekati tenggat kontrak.
"Saya yakin dengan kerjasama yang baik antara pemerintah dan pihak pelaksana proyek, kita bisa menyelesaikan pembangunan sentra ini tepat waktu. Kami akan terus melakukan pengawasan agar segala kendala di lapangan bisa segera teratasi," tegasnya.
Sementara itu, pihak kontraktor belum memberikan tanggapan resmi terkait permintaan penambahan tenaga kerja yang disampaikan DKPP Kota Blitar. Namun, beberapa pekerja di lokasi proyek yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa pekerjaan terus berjalan, meski terkadang harus tertunda karena hujan deras.
Pembangunan Sentra Usaha Ikan Hias dan Koi ini merupakan bagian dari program Pemkot Blitar untuk meningkatkan sektor ekonomi kreatif dan perikanan. Kota Blitar selama ini dikenal sebagai salah satu daerah penghasil ikan hias berkualitas, terutama koi, yang memiliki pangsa pasar hingga tingkat nasional. Diharapkan, sentra ini nantinya juga dapat menjadi destinasi wisata baru yang menarik bagi para penggemar ikan hias dari berbagai daerah.
Dengan penambahan tenaga kerja dan antisipasi terhadap cuaca buruk, proyek ini diharapkan dapat selesai sesuai jadwal dan siap untuk mendukung perekonomian masyarakat Blitar.