JATIMTIMES - Upaya pemberian jaminan perlindungan ekonomi berupa program asuransi pertanian padi di Kota Batu nihil peminat. Hingga kini program asuransi usaha tani padi (AUTP) yang digagas Kementerian Pertanian tak ada pendaftar. Kondisi tersebut disebabkan karena petani merasa jarang gagal panen dan maupun ladang rusak terdampak bencana.
Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu Puspa Permanasari mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir penyediaan program tersebut, tidak ada petani yang melakukan pendaftaran AUTP mandiri. Ia merasa sulit meyakinkan petani untuk mau ikut asuransi demi jaminan perlindungan dari gagal panen dan kerusakan.
Baca Juga : Fatimah Binti Maimun: Bukti Awal Kehadiran Islam di Jawa dan Nusantara Abad ke-11
"Di Kota Batu belum ada yang mengajukan AUTP. Selain Batu bukan potensi tanaman pangan padi, juga jarang petani padi kita mengalami gagal panen," ungkap Puspa saat ditemui JatimTIMES, belum lama ini.
Puspa menyebut, program ini sejatinya sudah berjalan tahun kelima pada 2024. "Sudah lima tahunan, namun memang di pertanian mereka juga merasa tidak pernah ada bencana. Jadi sulit meyakinkan," kata dia.
Selain dua faktor terkait bencana dan gagal panen, petani di Kota Batu cenderung mempertimbangkan ulang asuransi karena keharusan membayar premi atau iuran.
Puspa mengakui, jika di Kota Batu belum ada anggaran yang diprogramkan untuk membantu pembayaran tersebut untuk meringankan petani. Berbeda dengan beberapa daerah lain yang menyediakan bantuan anggaran untuk pembayaran premi asuransi udaha tani padi.
"Namanya petani kalau tidak pernah ada bencana maka aman saja. Kalau menurut kami agar aman disarankan ikut asuransi. Tetapi kembali ke petani juga apalagi ini untuk melindungi dari gagal panen," tuturnya.
Baca Juga : Pemprov Jatim Alokasikan Rp 7,9 Miliar untuk Pelatihan dan Sertifikasi Pekerja Migran
Sejumlah ketentuan dalam AUTP harus dipenuhi jika mengajukan pendaftaran. Selain iuran, juga syarat minimal luas lahan dalam kelompok tani. Sedangkan keuntungan yang bisa didapat dari AUTP di antaranya seperti uang pengganti ketika terdampak bencana mauoun gagal panen, meski tidak 100 persen.
Dengan sepinya peminat, saat ini program tersebut dikaji kembali. Tujuannya untuk memastikan urgensi dan kebutuhan asuransi usaha tani padi pada daerah yang tergolong aman maupun minum lahan pertanian padi.
"Sehingga kemarin kembali dilakukan riset oleh UB dan BRIN. Untuk mengetahui bagaimana program dari pemerintah ini memang efisien, kalau sudah efisien dari kalangan petani apakah dianggap perlu," imbuh Puspa.