JATIMTIMES - Baru-baru ini publik dihebohkan dengan kabar soal wanita di Sleman yang meninggal saat melakukan filler payudara. Wanita inisial PK yang berprofesi sebagai ASN itu meninggal pada Sabtu (25/5) di tempat salon kecantikan.
Mulanya PK telah sepakat dengan pemilik salon atau karyawan untuk disuntik 500 cc pada bagian payudara. Diketahui, jika salon kecantikan tidak boleh melalukan suntik filler tanpa pengawasan dokter.
Baca Juga : Puguh Wiji Pamungkas Gelar Seminar Harlah Pancasila, Cegah Narkoba dan Kenakalan Remaja
Saat dilakukan penyuntikan 100 cc pertama, korban masih dalam kondisi normal. Namun saat 100 cc kedua, tiba-tiba korban kejang-kejang dan meninggal dunia di lokasi.
Kasus kematian PK itu pun menuai sorotan publik. Hingga Minggu (2/6), kata kunci "filler payudara" menjadi trending dalam penelusuran Google.
Diketahui, filler merupakan prosedur memasukkan suatu zat ke tubuh untuk menambahkan volume suatu organ. Prosedur tersebut dilakukan dengan pasien dibius lokal dan tidak membutuhkan perawatan inap atau masa penyembuhan yang lama.
Bahan filler yang biasanya digunakan sangat bervariasi. Dulu, filler mengandalkan bahan dari silikon yang tergolong berbahaya, karena tidak bisa diserap tubuh.
Namun, saat ini bahan filler yang paling sering digunakan adalah hyaluronic acid (HA). Hyaluronic acid tidak menghasilkan zat berbahaya, sehingga jarang menyebabkan infeksi atau reaksi alergi.
Meski demikian, penggunaan filler HA untuk payudara juga dapat menyebabkan beberapa efek samping. Berikut ini beberapa risiko bahaya filler payudara, dilansir laman klik dokter yang telah ditinjau oleh dokter dr. Alberta Jesslyn Gunardi. BMedSc Hons.
• Timbulnya keluhan pada kulit serupa jerawat
• Hasil tidak simetris
• Perdarahan
• Memar pada area suntikan
• Kerusakan kulit yang menimbulkan luka atau bekas luka
• Infeksi pada area suntikan
• Degradasi filler dini
• Kekencangan payudara yang tidak normal
• Benjolan atau nodul di area filler yang teraba di bawah kulit
• Sulit dilakukan pemeriksaan kanker payudara
• Nekrosis atau kematian jaringan kulit, disebabkan gangguan pada aliran darah akibat penyuntikan filler
• Ruam kulit, umumnya tidak terasa gatal
• Kemerahan pada kulit
• Bengkak
Selain itu, melansir American Academy of Dermatology, berikut adalah beberapa efek samping atau bahaya filler yang bisa terjadi.
1. Kebiruan
Baca Juga : JatimTIMES Buka Lowongan Kerja Marketing, Paling Lambat 14 Juni
Setelah tindakan filler, dapat terjadi efek samping berupa kebiruan. Hal ini disebabkan oleh adanya trauma pada jaringan lunak sekitar. Namun, biasanya kebiruan ini akan hilang dengan sendirinya.
2. Risiko Infeksi
Infeksi muncul karena terdapat peradangan pada kulit yang telah diinjeksi. Biasanya pengobatan berupa salep sampai tablet minum.
Pada pasien dengan riwayat infeksi herpes, keburukan dari pemakaian filler yang bisa muncul adalah reaktivasi virus.
3. Granuloma
Granuloma adalah tonjolan pada kulit yang disebabkan oleh proses radang, dan bisa terjadi setelah proses filler di lokasi injeksi.
4. Kebutaan
Kebutaan dapat terjadi apabila filler yang masuk menyumbat bagian pembuluh darah yang memperdarahi saraf penglihatan. Efek samping lain yang dapat terjadi, yaitu kemerahan, bengkak, nyeri, gatal, serta ruam pada kulit.
Tak hanya itu, ada juga bahaya filler yang harus diwaspadai, misalnya cedera pada pembuluh darah.
Dalam penelitian yang dimuat di Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology, kebutaan terjadi pada sekitar 50 kasus usai melakukan tindakan di area bawah mata dan hidung.
Senada dengan itu, American Society of Plastic Surgeons melaporkan bahwa 43% suntik filler di area pipi dan 30% suntik filler di bibir juga memungkinkan timbulnya efek bengkak, infeksi, dan benjolan.
Berbagai bahaya filler tersebut bisa makin tinggi jika dilakukan di sembarang tempat dan tanpa pengawasan dokter. Oleh karenanya, untuk mendapatkan manfaat filler yang maksimal, perlu memilih klunik kecantikan yang tersertifikasi.