JATIMTIMES - Gunung Marapi yang terletak di Sumatera Barat kembali mengalami erupsi pada Rabu malam, 22 Januari 2025. Kejadian ini berlangsung sekitar pukul 19.29 WIB.
Namun, kolom abu dari letusan tidak dapat diamati secara visual karena kawasan sekitar gunung diselimuti kabut tebal.
Baca Juga : Cara Cek Daya Tampung Semua Prodi SNBP 2025, Cukup Klik Link ini Saja
Petugas Pos Pengamat Gunung Api (PGA), Teguh Purnomo, mengonfirmasi bahwa erupsi tersebut terdeteksi melalui alat seismograf.
“Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,7 mm dan durasi sekitar 30 detik,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada media pada hari yang sama.
Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi bahaya lanjutan, seperti banjir lahar dingin yang sebelumnya telah mengganggu akses jalan dan aktivitas warga di sekitar kawasan tersebut.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang demi menjaga keselamatan.
Di tengah situasi yang penuh kecemasan ini, penting sekali untuk tahu mengenai mitigasi bencana gunung berapi. Hal ini bertujuan untuk mengurangi dampak bencana gunung berapi tersebut.
Upaya mitigasi bencana gunung berapi
Dikutip dari Buku Pintar Penanggulangan Erupsi Gunung Merapi (2021) oleh Indah Arohmawati, dijelaskan beberapa hal yang perlu dilakukan ketika menghadapi bencana alam gunung berapi.
Mitigasi bencana letusan gunung api adalah proses pencegahan bencana letusan gunung api atau pengurangan dampak bahaya letusan gunung api.
Upaya ini dilakukan untuk meminimalkan jatuhnya korban jiwa, kerugian harta benda, rusaknya lingkungan, dan terganggunya roda perekonomian masyarakat.
Berdasarkan buku Mitigasi Bencana (2021) oleh Ismail Suardi Wekke, berikut 11 upaya mitigasi bencana gunung berapi:
• Masuk ke dalam rumah atau tempat yang aman
Masuk ke dalam rumah atau tempat yang jika Anda berada di luar ruangan, kecuali ada instruksi untuk evakuasi. Tutup semua jendela dan pintu agar abu vulkanik tidak masuk. Jika masih memiliki waktu, amankan kendaraan juga hewan ternak jika ada.
• Jangan mengabaikan instruksi darurat
Perhatikan instruksi darurat saat terjadu letusan. Instruksi ini akan mengarahkan Anda harus dievakuasi ke tempat lain atau dapat tetap berada di tempat karena efek tak begitu besar. Korban letusan biasanya banyak berjatuhan akibat tidak mengindahkan instruksi darurat.
• Pergi ke tempat tinggi
Baca Juga : Viral Aspal di Kendal Ngawi Terkelupas saat Banjir, Bupati Ony Akan Evaluasi Pekerjaan Konstruksi
Jika sedang berada di tempat terbuka, pergi ke tempat tinggi karena letusan besar diikuti aliran lava, lumpur juga banjir. Walau sudah berada di tempat tinggi, tetap waspada dan lindungi diri Anda dari muntahan bebatuan hingga gas dari erupsi.
• Lindungi pernapasan
Erupsi biasanya disertai abu vulkanik dan gas beracun, maka Anda perlu mengenakan maskaer atau penutup hidung agar tidak mengganggu pernapasan. Selain itu, perlu juga mengenakan kacamata pelindung serta baju dan celana panjang.
Selain itu, tindakan yang harus dilakukan saat terjadi letusan gunung api yang lain adalah:
1. Patuhi perintah evaluasi dari pihak berwenang, tinggalkan tempat yang tidak aman, segera menuju ke titik kumpul, jangan bandel untuk tidak mengikuti petunjuk yang justru dapat merugikan diri sendiri.
2. Hindari arah angin yang searah dengan abu vulkanik agar tidak terkena hujan abu.
3. Hindari daerah lereng gunung, sungai, aliran lahar, dan lembah yang berisiko terkena material dari gunung berapi.
4. Pakailah masker, pakaian tertutup, topi, kacamata pelindung. Jika kondisi mendesak tak ada masker, pakai kain (basah) untuk menutupi mulut dan hidung agar terhindar dari menghirup debu vulkanik.
5. Hindari menggunakan lensa kontak.
6. Tetap berlindung di tempat aman, jangan beraktivitas di luar dalam waktu lama.
7. Tetap dan pantau keluarga untuk tetap bersama saat evakuasi.