JATIMTIMES - Jagat maya dihebohkan dengan viralnya sebuah video dugaan intimidasi politik oleh oknum Sekretaris Desa (Sekdes) Kenteng, Kecamatan Nogosari, Boyolali.
Sosok terduga oknum Sekdes Kenteng yang disebut bernama Wiwik itu disinyalir melakukan intimidasi politik pada sejumlah warga. Ia bahkan mengancam bakal mencabut bantuan program keluarga harapan (PKH) jika tidak mengikuti instruksinya, soal dukungn pada salah satu partai.
Baca Juga : Gegara Saling Pandang, 4 Remaja Mabuk Hajar Pria di Depan Makam Sembung
Adapun video yang mengandung dugaan intimidasi yang dilakukan oleh Sekdes Wiwik itu diunggah oleh akun Tiktok @bersamabersinar.
Dalam video itu, nampak seorang perempuan yang diduga Wiwik marah-marah kepada warga yang notabane adalah ibu-ibu penerima PKH karena ikut menghadiri program kampanye pihak tertentu yang tidak sesuai dengan kepentingan politiknya.
“Enten mboten bu? Niki kon tegak luru kok angel men. Entok PKH barang, entok beras pendak sasi lho, angel men tho kon tegak lurus wae. (Ada tidak bu?. Ini diminta tegak lurus saja susah sekali. Dapat PKH juga, dapat beras setiap bulan lho, susah banget disuruh tegak lurus saja),” ucap perempuan diduga Wiwik dalam video tersebut, dikutip Minggu (10/12/2023).
Perempuan itu kemudian meminta seharusnya para penerima PKH tidak usah banyak tingkah dengan melakukan sesuatu yang tidak sejalan dengannya. Bahkan ia menyatakan akan mencabut PKH bagi siapa pun yang tidak nurut dengan apa yang menjadi perintahnya.
“Mbok iyo gak neko-neko, entok duek seketewu kok ndadak neko-neko. PKH-ne dicabut opo piye? Ngomongo nggeh ngono sesok tak cabut. (Seharusnya tidak usah aneh-aneh. Dapat uang Rp50 ribu kok dibela-belain aneh-aneh. PKH-nya dicabut atau gimana?. Ngomong iya gitu, besok saya cabut),” tegasnya.
“Seng do entok PKH kuwi gak usah do neko-neko. (yang dapat PKH itu jangan pada aneh-aneh),” lanjutnya.
Lalu, dalam video itu juga terdengar suara perempuan yang memperingatkan agar jangan lagi-lagi ada yang melakukan tindakan serupa. Jika sampai ada yang melaporkan kepadanya, maka orang tersebut dipastikan akan dicabut hak PKH-nya.
“Saya berusaha terbaik, saya tidak minta timbal balik panjenengan. Tapi panjenengan harus tahu, rak usah do neko-nek. Ampreh duit seketewe satusewu enek seng laporan ten ndeng kulo. Seng gething karo seng seneng kaleh kulo niku katah seng seneng, nggek nopo nggeh?. (Saya berusaha terbaik, saya tidak minta timbali balik kalian. Tapi kalian harus tahu, tidak usah aneh-aneh. Cuma dapat uang Rp50 ribu – Rp100 ribu ada yang laporan ke saya. yang benci dan yang senang dengan saya banyak yang senang, iya atau iya?),” ujarnya.
Lalu, perempuan yang diduga Sekdes Kenteng tersebut meminta semua perempuan penerima PKH agar patuh saja dengannya jika masih tetap ingin mendapatkan program PKH.
“Mbok nggeh dalane sampun perso, aku iki entok PKH, pendak sasi entok semene, iki kanggo balita, iki seng kanggo anak sekolah, monggo digatekke, seng nyukani sinten nek panjenengan nggak manut tetep tak cabut. Monggo sami introspeksi diri engkang mendapatkan PKH. (Seharusnya jalannya sudah diketahui, saya ini mendapatkan PKH, setiap bulannya dapat segini, ini untuk balita, ini untuk anak sekolah, silakan diperhatikan, yang ngasih siapa?. Kalau kalian semua tidak nurut, tetap saya cabut. Silakan saling introspeksi diri bagi yang mendapatkan PKH),” ucapnya.
Baca Juga : Mahfud Sebut Penetapan Tersangka Tak Cukup Bukti, Eks Penyidik KPK Buka Suara
Video itu pun memantik para netizen untuk berkomentar. Tak sedikit dari netizen yang justru mengarahkan komentarnya pada PDIP dan juga pencalonan Ganjar Pranowo sebagai Presiden.
Mereka menyebut jika beberapa pihak dan pekerjaaan mewajibkan agar memilih Ganjar.
Bahkan ada juga yang menyinggung soal PKH yang merupakan program dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"sudah jd rahasia umum, semua pns jg wajib milih GANJAR," tulis @Hamba Allah.
"pkh itu progam dr bpk jokowi,,knapa harus pilih ganjar," tulis @zzzynii.
"iya di kampungku juga di suruh milih ganjar sama PKH," tulis @FazaAfiqqq.
Hingga berita ini ditulis, belum ada tanggapan apapun dari pihak Wiwik yang diduga sebagai Sekdes di Boyolali maupun dari pihak PDIP.