JATIMTIMES - Di tengah pandemi Covid-19, sebuah gerakan yang telah dipersiapkan oleh Rumah Sedekah patut diapresiasi setinggi-tingginya. Gerakan dari Rumah Sedekah tersebut yakni memberikan santunan terhadap anak yatim piatu korban Covid-19.
Program santunan terhadap anak yatim piatu korban Covid-19 dan dhuafa ini digagas oleh Rumah Sedekah bersama NU Care-LazisNU Jawa Timur yang juga didukung oleh MalangTIMES.com.
Baca Juga : Di Webinar Ini, Disdikbud Kota Malang Beber Peran dalam Menjaga Kesehatan Mental Anak di Sekolah
Inisiator Rumah Sedekah Noor Shodiq Askandar atau yang akrab disapa Gus Shodiq mengatakan, untuk bantuan kepada anak yatim piatu korban Covid-19 seringkali masih luput dari perhatian semua pihak. Di mana anak-anak tersebut masih memerlukan bantuan dan perhatian semua pihak.
"Kemudian Rumah Sedekah bersama LazisNu Jawa Timur, teman-teman LazisNu Dau, dengan MalangTIMES.com, Tv9 dan para pengusaha berfikir, ini harus ada yang jadi penggerak untuk kemudian memerhatikan mereka, agar kedepan partisipasi masyarakat juga tumbuh memerhatikan mereka," ungkapnya kepada JatimTIMES.com, Minggu (29/8/2021).
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua LP Maarif NU Jawa Timur ini menuturkan, program pemberian bantuan kepada anak yatim piatu korban Covid-19 merupakan pemantik, agar masyarakat luas juga dapat membantu anak-anak yatim piatu korban Covid-19 yang masih harus sekolah.
"Karena ini kan jangka panjang. Anak-anak ini kan terdampak sekolahnya, kemudian kehidupannya sehari-hari, kemudian dampak sosial yang lain. Itu yang harus diperhatikan," ujarnya.
Lebih lanjut, pria yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Jawa Timur ini mengatakan untuk nama program terbaru ini yakni Santunan Muharram.
"Tagline nya Dengan Sedekah Insya Allah Hidup Kita Berkah, besok tanggal 1 (September, red) itu fokusnya kepada anak yatim piatu korban Covid-19, tetapi juga anak yatim piatu lain yang kita perhatikan," terangnya.
Hingga saat ini, dari catatan Rumah Sedekah terdapat 50 anak yatim piatu yang telah diverifikasi dan bakal mendapatkan santunan. Setidaknya 23 di antaranya merupakan anak yatim piatu korban Covid-19. "Yang korban Covid dapatnya 23, sisanya (27, red) anak yatim piatu biasa," imbuhnya.
Ketua Yayasan Pondok Pesantren Mambaul Ulum Banyuwangi ini menyebutkan, untuk bantuan beasiswa yang diberikan kepada anak yatim piatu sementara ini berupa uang tunai sebesar Rp 1.200.000.
Di mana uang tersebut akan diberikan kepada masing-masing anak yang masih duduk di bangku sekolah di jenjang TK hingga SLTA dengan bertahap sebanyak tiga kali selama satu tahun.
"Sementara ini Rp 1.200.000 per kepala, nanti kalau donaturnya banyak ya bisa kita tambah. Mereka juga dapat Al-Quran supaya mereka nanti banyak mengaji lah, membacakan doa untuk orang tuanya," tuturnya.
Baca Juga : Gelar Wayang Kulit di Tengah PPKM Level 4, Anggota DPRD Tulungagung Akan Diproses Hukum
Gus Shodiq mengatakan, bantuan beasiswa berupa uang tunai yang diserahkan secara bertahap sebanyak tiga kali tersebut bertujuan agar uang tunai yang diberikan tidak langsung habis.
"Ini tahap pertama kita serahkan Rp 475.000 nanti tahap kedua setelah terkumpul juga akan kita berikan di tahap ketiga di akhir, supaya uangnya nggak habis," ungkapnya.
Sementara itu, pihaknya menyampaikan bahwa Rumah Sedekah ini didirikan pada tahun 2018 yang diinisiasi oleh tiga orang yakni Gus Shodiq, Gus Didin yang saat ini menjabat sebagai Ketua Baznas Kabupaten Jombang, dan Afifudin dari Universitas Islam Malang.
Kemudian mereka bertiga memikirkan sebuah konsep sedekah di Jawa Timur yang berbeda dengan lainnya. Yakni dengan melibatkan langsung para donatur untuk program-program dari Rumah Sedekah.
"Jadi teman-teman yang menjadi donatur di sini juga diajak terlibat aktif di dalam kegiatan-kegiatan yang terkait dengan pendistribusian, terlibat aktif untuk memikirkan kegiatan di Rumah Sedekah ini," terangnya.
Kegiatannya pun bermacam-macam, mulai dari sektor pendidikan dengan memberikan beasiswa kepada anak-anak yang membutuhkan. Kemudian pemberdayaan UMKM yang bekerjasama dengan Forum IKM untuk diarahkan mengurus sertifikasi halal. Dan juga terdapat di sektor kebencanaan.
Lebih lanjut, saat ini pihaknya juga sedang menyusun konsep pengembangan program untuk menyediakan fasilitas anak-anak yang bersedia menghafalkan Al-Qur'an.
"Tetapi nanti mereka tidak hanya hafalan Al-Qur'an tetapi dibina oleh para wirausaha ini untuk menjadi wirausahawan. Jadi nanti kita ingin ada anak-anak hafal Al-Qur'an tetapi hidupnya mandiri," pungkasnya.