MALANGTIMES - Syiar Ramadan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, (12/4/2021), turut menghadirkan narasumber tokoh-tokoh senior di UIN Maliki Malang. Tokoh tersebut seperti, Drs KH Chamzawi MHI, Prof Imam Suprayogo, Prof Muhtadi Ridwan dan juga Dr H Isroqunnajah MAg.
Dalam Syiar Ramadan itu, salah satu narasumber, yakni Prof Imam Suprayogo menegaskan, pengembangan kampus dan puasa erat kaitannya. Kampus hanya akan maju jika para penghuninya memiliki ketaqwaan.
Baca Juga : Selama Bulan Suci Ramadan, Jam Layanan Drive Thru Lapas Kelas I Malang Ditambah
"Para penghuninya itu tentu, para pimpinan, para dosen dan karyawan," terangnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, jika taqwa yang gampang dimaknai adalah dengan mengikuti Rasulullah SAW. Semua hal yang ada pada Rasulullah SAW, utamanya adalah sifat-sifatnya yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
"Ya yang saya inginkan itu, adalah sifat-sifatnya. Bagaiman warga kampus ini mempunyai sifat sidiq atau selalu berpegang pada kebenaran. Lalu kemudian amanah, lalu tabligh, fatonah, maka akan sukses," terangnya.
Dan bertepatan dengan momentum puasa inilah, merupakan waktu juga pas untuk memupuk ketaqwaan. Dalam proses membangun itu, jikalau hanya melalui pendidikan umum, hal tersebut akan sulit.
"Untuk menjadi orang jujur secara penuh itu tidak bisa kalau hanya melalui pendidikan, melalui contoh maupun nasehat. Taqwa adalah ruh. Dan dalam momen puasa ini untuk membentuk itu. Puasa sangat penting dalam membangun karakter," terangnya.
Sementara itu, Prof Muhtadi Ridwan, menjelaskan, jika puasa merupakan momentum untuk refleksi diri. Selama 11 bulan sebelumnya, tentu manusia tak luput dari kesalahan-kesalahan baik yang disengaja maupun tak disengaja. Pada kesempatan inilah, puasa merupakan momen yang ideal dalam memperbaiki diri sehingga bukan hanya menahan makan dan minum.
Baca Juga : Selama Ramadan, Bagi-Bagi Takjil di Kota Batu Wajib Penuhi Ketentuan ini!
"Puasa itu menahan hal yang merusak hakikat puasa itu sendiri dan merusak diri sendiri. Banyak pesan dari Nabi, puasa itu pada hakikatnya juga meninggalkan ucapan maupun perilaku yang tak baik sehingga bukan hanya sekedar menahan makan dan minum. Artinya puasa menata hati dan perilaku," terangnya.
Rektor UIN Maliki Malang Prof Abdul Haris menambahkan, dalam momentum kegiatan Syiar Ramadan ini, pihaknya memang sengaja melibatkan berbagai narasumber dalam mengungkapkan pemikirannya sebagai salah satu upaya untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) maupun pengembangan kampus UIN Maliki Malang.
Selain berdiskusi membahas sebuah tema, kegiatan ini tentunya juga menjaring masukan-masukan dalam pengembangan kampus. Sebab, dikatakannya, jika puasa berkaitan erat dengan pengembangan SDM.
"Kita melibatkan sekian banyak narasumber dari dalam maupun luar UIN. Kalau dari dalam, bisa para dosen dan untuk dari luar bisa para pengusaha, mungkin juga pejabat, seperti kapolres, Dandim, para pakar dan yang lainnya," pungkasnya.