Ditantang Mak Rini, Rijanto Diprediksi Masih Unggul di Pilbup Blitar
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
A Yahya
01 - Sep - 2020, 03:35
Pilkada Kabupaten Blitar semakin menghangat setelah pengusaha Rini Syarifa (Mak Rini) dipastikan maju sebagai bakal calon bupati. Mak Rini telah resmi mengantongi rekomendasi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berpasangan dengan HR Santoso. Pasangan ini bakal menantang petahana Rijanto-Marhaenis yang diberi rekomendasi PDIP, Nasdem dan Partai Demokrat.
Peta Pilkada Kabupaten Blitar bisa dikatakan tengah jadi buah bibir. Banyak kalangan melakukan hitung-hitungan dan prediksi siapa yang bakal unggul. Lalu bagaimanakah analisa pengamat?.
Baca Juga : Jelang Pilkada Serentak Jago PKB di Pilkada 2020 Jatim Dibaiat Para Kiai
Pengamat sosial politik dan Kaprodi Sosiologi Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar, Novi Catur Muspita menilai siapapun penantangnya, petahana memiliki peluang menang yang cukup besar di Pilkada Kabupaten Blitar Tahun 2020.
Menurut Novi, ada beberapa faktor yang membuat petahana punya peluang menang besar. Di antaranya kedekatan Rijanto dengan rakyat. Ya, tak terbantahkan lagi sebagai Bupati Blitar yang menjabat selama satu periode dan sebelumnya wakil bupati mendampingi Herry Nugroho, dikenal sebagai sosok yang selalu dekat dan mengayomi rakyat Kabupaten Blitar.
Elektabilitas Rijanto juga didukung oleh figur Marhaenis Urip Widodo yang memiliki basis masa fanatik dari kalangan PDIP. Perpaduan basis di antara dua tokoh ini diyakini bakal menjadi mesin politik yang kokoh meskipun dalam pilkada nanti Mak Rini diprediksi bakal mendapat dukungan dari Muslimat NU.
“Petahana sudah membangun basis-basis yang cukup kuat. Figur keduanya sudah sangat dikenal oleh masyarakat Kabupaten Blitar karena kedekatan dan program-programnya di seluruh sektor yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat,” ungkap Novi kepada BLITARTIMES, Senin (31/8/2020).
Faktor lain yang membuat petahana berpeluang unggul adalah situasi pandemi covid-19. Novi melihat untuk mendulang suara sebanyak mungkin dibutuhkan kampanye. Situasi pandemi covid tidak memungkinkan kampanye tatap muka bisa dilakukan secara optimal. Disinilah modal petahana, melalui program kerja di birokasi mereka sudah terbiasa bersentuhan dengan masyarakat dalam kesehariannya.
Dalam mendulang perolehan suara, Novi menyarankan kepada tim sukses paslon untuk mengoptimalkan media sosial. Selain kampanye tatap muka tidak bisa maksimal di masa pandemi, media sosial juga dinilai cukup efektif untuk menggaet suara dari pemilih milenial...