JATIMTIMES - Rangkaian Tahun Baru Imlek 2025 belum selesai. Masih ada perayaan Cap Go Meh yang menjadi puncaknya.
Cap Go Meh adalah hari penutup dari rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek, yang biasa diperingati oleh masyarakat Tionghoa selama 15 hari.
Baca Juga : Bisa Dihukum, Leasing Imbau Kreditur tak Gadaikan Mobil Jika Gagal Bayar
Dikutip dari laman bimasbuddha.kemenag.go.id, perayaan Cap Go Meh merupakan rangkaian upacara Tahun Baru Imlek yang dilakukan setelah 15 hari merayakan Imlek.
Istilah Cap Go Meh berasal dari dialek Hokkien yang bila diartikan secara harafiah bermakna 15 hari atau malam setelah Imlek. Cap memiliki arti sepuluh, Go adalah lima, dan Meh berarti malam.
Sejarah Cap Go Meh
Dirangkum dari pekalongankota.go.id, perayaan Cap Go Meh ini awalnya dirayakan oleh Dinasti Xie Han (206 SM - 221 M), sebagai hari penghormatan kepada Dewa Thai-yi, dewa tertinggi di langit. Upacara ini dirayakan secara rutin setiap tahunnya pada tanggal 15 bulan pertama menurut penanggalan bulan yang merupakan bulan pertama dalam setahun.
Sebelum Dinasti Han berakhir, upacara ini dulunya dilakukan secara tertutup, dan hanya untuk kalangan istana sehingga perayaan ini belum dikenal luas. Upacara ini harus dilakukan pada malam hari, sehingga penerangan dengan lampu-lampu dari senja hari hingga keesokan harinya pun disiapkan. Inilah alasan kenapa lampion menjadi ornamen yang tak terpisahkan dalam perayaan Imlek dan Cap Go Meh.
Saat Dinasti Tang memimpin China, perayaan ini mulai dirayakan oleh masyarakat umum secara luas. Festival ini menjadi momen bagi masyarakat untuk bersenang-senang. Saat malam tiba, masyarakat akan turun ke jalan, menyaksikan tarian naga (Liong) dan Barongsai. Mereka juga akan berkumpul untuk memainkan berbagai permainan sambil menyantap sebuah makanan khas berbentuk bola-bola bernama Yuan Xiao.
Menurut Budayawan Tionghoa Kalbar, Lie Sau Fat, terdapat versi lain terkait sejarah dan asal usul perayaan Cap Go Meh. Selain berkaitan dengan Dinasti Han, Cap Go Meh dikatakan sebagai bagian dari cerita rakyat pada Dinasti Tung Zhou (770 SM - 256 SM) yaitu ketika para petani memasang lampion yang disebut Chau Tian Can di sekeliling ladang pada tanggal 15 bulan 1 Imlek. Pemasangan lampion tersebut bertujuan untuk mengusir hama dan binatang perusak tanaman. Kala itu, para petani juga akan mengamati perubahan api pada lampion, untuk mengetahui cuaca sepanjang tahun kedepan.
Tanggal Perayaan Cap Go Meh 2025
Jika merujuk pada ketentuan bahwa Cap Go Meh jatuh pada 15 hari setelah perayaan Imlek, maka Cap Go Meh dirayakan pada Rabu (12/2/2025), 15 hari setelah Imlek yang dirayakan pada Rabu (29/1/2025).
Cikal Bakal Cap Go Meh di Indonesia
Perayaan Cap Go Meh di Indonesia menjadi populer belakangan. Daerah yang tak pernah ketinggalan merayakan Cap Go Meh adalah Kota Singkawang di Kalimantan Barat.
Di Singkawang, etnis Tionghoa menjadi penduduk mayoritas, tak heran jika perayaan masyarakat Tionghoa begitu kental di sana. Seperti Cap Gomeh, Imlek, dan Ceng Beng, bahkan Pawai Tatung.
Sekretaris Majelis Agama Buddha Tri Dharma Indonesia (MAGABUTRI) Provinsi Kalimantan Barat Edhylius Sean menjelaskan Cikal bakal adanya ritual Cap Go Meh di Singkawang karena dulunya ada kisah wabah cacar air yang melanda salah satu daerah di Singkawang.
Baca Juga : Ditetapkan DPRD, Mas Ibin Janjikan Lanjutan Program Santoso
Kemudian para tabib atau sering disebut Tatung melakukan suatu ritual untuk mengusir roh-roh jahat yang menggangu di kota tersebut. Dengan diadakan ritual, penyakit cacar air menghilang dan masyarakat mempercayai bahwal ritual tersebut berhasil dalam mengusir roh-roh jahat yang menimbulkan penyakit sehingga ritual tersebut dilakukan sampai sekarang.
Selain memanjatkan doa dan sembahyang, salah satu ritual dalam perayaan Cap Go Meh yakni ritual cuci jalan yang dilakukan oleh para Tatung yang menjadi daya tarik tradisi kearifan lokal. Dalam ritual tersebut, Para Tatung melakukan berbagai atraksi kekebalan tubuh dengan senjata yang diyakini dapat mengusir roh-roh jahat yang menggangu kota.
Tradisi Cap Go Meh di Indonesia
Masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia biasanya melakukan beberapa hal untuk merayakan Cap Go Meh. Berikut beberapa tradisi Cap Go Meh di Indonesia.
1. Festival Lampion
Festival Lampion selalu ada dalam perayaan Cap Go Meh. Lampion merupakan simbol keberuntungan. Lampion yang digunakan biasanya didominasi warna merah.
2. Kuliner Khas
Cap Go Meh juga dirayakan dengan menghidangkan makanan khas, misalnya mi panjang umur. Mi ini menjadi simbol harapan dan doa untuk diberikan kesehatan dan umur yang panjang.
Selain itu, ada hidangan lontong Cap Go Meh yang merupakan hidangan peranakan Jawa. Makanan ini adalah pengganti yuanxiao. Dahulu, yuanxiao sulit ditemukan sehingga perantau dari Tiongkok yang menikah dengan orang Indonesia menjadikan lontong sebagai pengganti.
3. Arak-arakan Sipasan dan Kio
Masyarakat di Padang biasa merayakan Cap Go meh dengan Arak-arakan Sipasan dan Kio. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat keturunan Tionghoa di Padang sambil menampilkan tarian naga.