JATIMTIMES - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang mulai bersiap menghadapi ancaman bencana hingga cuaca ekstrem, salah satunya angin kencang. Karena seperti diketahui, Kota Malang dalam beberapa waktu terakhir sering dihantam angin kencang.
Kepala Pelaksanaan (Kalaksa) BPBD Kota Malang Prayitno mengatakan, pihaknya telah melakukan sejumlah persiapan. Mulai dari sosialisasi kepada masyarakat terhadap ancaman dampak buruk akibat cuaca ekstrem.
Baca Juga : Hingga 16 Februari, Kota Malang Potensi Dilanda Cuaca Ekstrem
“Kami tetap sosialisasi kepada warga, kami juga update terus perkembangan cuaca tiga hari kedepan dan setiap hari kami optimalkan,” ujar Prayitno, Minggu (9/2/2025).
Pada kondisi ini, Prayitno juga melakukan pemetaan kepada wilayah yang dianggap rawan bencana. Oleh karena itu, pihaknya juga menyiapkan berbagai peralatan guna melakukan penanggulangan bencana dampak cuaca ekstrem, seperti pohon tumbang.
Menurut Prayitno, sepanjang jalan di wilayah Kota Malang dipenuhi dengan pohon-pohon besar. Sehingga, masyarakat harus tetap mewaspadai. “Sepanjang jalan yang banyak pohon besar mungkin kami infokan kepada masyarakat. Jadi hampir semua jalan ya,” ungkapnya.
Diketahui, BMKG Juanda memprediksi cuaca ekstrem terjadi hingga Februari 2025 ini. Potensi hujan intensitas sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang akan terus terjadi dan masyarakat diimbau waspada.
Diberitakan sebelumnya, cuaca ekstrem memang berpotensi melanda seluruh kota/kabupaten di Jawa Timur, termasuk Kota Malang. Ada pula sejumlah wilayah yang memasuki puncak musim hujan pada periode ini.
“Adanya beberapa fenomena gelombang atmosfer seperti Kelvin, Equatorial Rossby dan MJO yang melintasi Jawa Timur mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan-awan penghujan di wilayah Jawa Timur,” ujar Kepala BMKG Juanda, Taufiq Hermawan melalui pernyataan resminya.
Baca Juga : Mengenal Metode Pemakaman Tree Burial yang Diwasiatkan Barbie Hsu
Kondisi yang terjadi saat ini juga didukung masih aktifnya Monsun Asia atau angin ini bertiup dari arah barat menuju timur, dari benua Asia bertekanan tinggi ke benua Australia bertekanan rendah. Serta adanya fenomena gelombang atmosfer spesial yakni Kelvin dan Madden Jullian Oscillation.
Juga kondisi atmosfer yang labil sehingga mendukung proses konvektif pada skala lokal. “Kondisi ini mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Jawa Timur,” imbuh Taufiq.