JATIMTIMES - Menjelang momen Valentine atau biasa disebut hari kasih sayang pada 14 Februari 2025 mendatang, permintaan bunga mawar potong di Kota Batu meningkat. Harga bunga juga mengalami kenaikan hingga tiga kali lipat. Hal ini akibat cuaca ekstrem di Kota Batu yang berdampak pada hasil panen.
"Permintaan pas mau Valentine ini meningkat. Sekali pesan hari biasa 1.000 sekarang kalau bunganya banyak bisa kirim 3.000," ungkap Ninik Arifah, pembudidaya sekaligus penyuplai bunga potong dari Andira Rose Gunungsari, Bumiaji, Kota Batu saat ditemui, Minggu (9/2/2025).
Baca Juga : Film Horor Petaka Gunung Gede Diangkat dari Kisah Nyata, Dibintangi Arla Ailani dan Adzana Ashel
Bunga mawar merah diakuinya menjadi incaran selama menjelang momen-momen spesial seperti Valentine. Peningkatan juga terjadi saat bulan-bulan tertentu yang banyak agenda pernikahan dan kebutuhan dekorasi.
Bunga potong biasa dipanen dari kebun antara dua hingga tiga kali dalam sepekan. Sekali panen, Ninik bisa memotong 1.000-2.000 bunga mawar dari sekitar 4 petak lahan.
"Setelah itu harus dikasih pupuk lagi, kalau cuaca mendukung tumbuhnya bisa cepat," jelasnya.
Ia mengaku cuaca ekstrem seperti beberapa hari terakhir di Kota Batu mempengaruhi menurunnya hasil panen. Sebab, angin kencang dan hujan kerap mengakibatkan banyak bunga di lahan yang rusak.
Ia juga kerap mengambil pasokan bunga dari petani lain untuk memenuhi tingginya permintaan. Seperti pada saat momen menjelang Valentine, Ninik kesulitan memenuhi pesanan yang tinggi dari wilayah Jakarta dan Bali. Sehingga ia juga sesekali membeli dari petani lain.
Akibat stok yang minim di tengah permintaan melonjak, harga ikut naik tiga kali lipat sejak dua pekan jelang Valentine. Ia menyiasati dengan menjual per ikat bunga potong.
Baca Juga : Mengenal Sejarah Hari Valentine, Lengkap dengan Ide Hadiahnya
"Harganya dari petani Rp 800, ada yang Rp 1.000. Sampai sini (dijual) Rp 1.500 - Rp 3.000 atau Rp 4.000. Kalau per ikat biasanya isi 30 potong Rp 50 ribu, sekarang bisa Rp 100 ribu, karena memang petani mengeluh (stok) bunganya nggak ada," rincinya.
Ia menyebut, lonjakan dan harga biasa terjadi hingga dua hari jelang momentum, yakni Rabu (11/2/2025). Ninik berharap, cuaca buruk tak berkepanjangan. Sehingga pelaku usaha seperti dirinya bisa kembali produksi lebih maksimal.
Apalagi, harus mempersiapkan suplai bunga untuk momen-momen penting berikutnya. Seperti hari raya lebaran dan pasca lebaran yang banyak digunakan untuk menikah dan acara-acara penting lainnya.
"Cuaca ekstrem berdampak ke hasil. Sejak November dan Desember sudah hujan. Kalau cuaca panas malah bagus hasilnya, kalau hujan malah rusak," imbuhnya.