JATIMTIMES - Tahun 2025, Kota Malang mendapat jatah sebanyak 1.126 pupuk bersubsidi. Berdasarkan catatan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, jika dirinci dari jumlah tersebut, sebanyak 501 ton untuk pupuk Urea dan sebanyak 625 ton pupuk NPK.
Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan mengatakan, pupuk bersubsidi menjadi salah satu skema Pemerintah Kota (Pemkot) Malang untuk bisa mempertahankan kapasitas produksi hasil pertanian di tengah terbatasnya lahan di Kota Malang.
Baca Juga : Pandangan Pakar Terkait Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Rp 100 Trilun
"Kami selain memberikan benih juga memfasilitasi melalui kelompok, poktan, penyuluh pertanian, mengusulkan kebutuhan pupuk subsidi," jelas Slamet.
Jumlah kuota pupuk bersubsidi tersebut, lanjut Slamet, telah disesuaikan dengan pengajuan yang dilakukan pada akhir tahun 2024 lalu. Yang kemudian disesuaikan dengan kemampuan anggaran dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
"Pusat pasti menyesuaikan kemampuan anggaran kemudian dibagi ke provinsi kemudian provinsi ke kabupaten kota. Pembagian berapa itu pusat," terang Slamet.
Slamet berharap, dengan skema dan kondisi pertanian yang saat ini ada di Kota Malang, kapasitas hasil produksi masih dapat bertahan. Bahkan dirinya juga berkeinginan agar dapat meningkat meskipun lahan semakin terbatas.
"Harapannya di Kota Malang lahan pertanian tidak bisa menambah luasan, yang bisa hanya menambah masa tanam," imbuh Slamet.
Sebagai informasi, selain pupuk, Dispangtan Kota Malang juga masih menggelontorkan bantuan benih. Beberapa diantaranya yakni benih padi dan jagung.
Baca Juga : 376 Desa Sudah Miliki BUMDesa, DPMD Kabupaten Malang: Tersisa Dua Desa
Pada tahun 2025 ini, total akan ada sebanyak 600 kilogram (kg) benih jagung yang akan digelontorkan. Ratusan kilogram benih jagung ini dapat dimanfaatkan untuk lahan hingga seluas 50 hektare (ha).
Sementara untuk benih padi, total ada sebanyak 2.000 kg yang akan digelontorkan oleh Dispangtan. Menurut Slamet, jumlah tersebut tidak berbeda dengan jumlah yang diusulkan pada tahun 2024.
"Kemudian ada bantuan handspryer, kemudiam hand traktor, jaring pengaman bulir padi, insektisida, pestisida dan racun tikus. Itu juga usulan dari petani. Biasanya melalui surat, proposal, kemudian kita usulkan di penganggaran," pungkas Slamet.