JATIMTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang telah berhasil menyulap wajah Pasar Klojen untuk menjadi jujugan masyarakat. Bahkan saat ini, pasar yang berada di jantung Kota Malang itu juga menjadi destinasi anak-anak muda untuk nongkrong.
Namun sayangnya, sejumlah penataan masih harus dilakukan. Salah satunya soal titik parkir kendaraan. Meningkatnya aktivitas pengunjung di Pasar Klojen, ternyata juga turut meningkatkan aktivitas parkir.
Baca Juga : Daftar Fenomena Astronomi di Februari 2025: Terdekat Ada Hujan Meteor Alpha Centaurid
Pantauan di lokasi, titik parkir di sekitar Pasar Klojen masih memanfaatkan tepi jalan. Dengan demikian, aktivitas lalu lintas kerap terhambat kendaraan yang parkir, baik masuk ataupun keluar.
"Iya mau bagaimana, dibilang macet memang macet. Pinggir jalannya dibikin parkir, tapi memang pasarnya juga ramai. Pasti itu yang diinginkan setiap pedagang di pasar," kata warga Sukun yang ditemui di Pasar Klojen, Firman Basuki.
Selain itu, keberadaan trotoar di kawasan Pasar Klojen juga kerap digunakan untuk tempat nongkrong. Hal tersebut membuat pejalan kaki harus beralih menggunakan tepi jalan, beradu dengan aktivitas parkir dan lalu-lintas. Tak hanya itu, beberapa kendaraan terkadang juga menurunkan penumpang tanpa harus mencari tempat parkir. Dengan kondisi itu, kendaraan malah menghambat laju lalu-lintas.
Menyikapi hal tersebut, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang mengaku tak bisa berbuat banyak. Sebab untuk pengelolaan parkir, kewenangannya ada pada Dinas Perhubungan (Dishub).
Baca Juga : 6 Aturan Feng Shui Rumah yang Bisa Dijelaskan dengan Logika Dasar
"Nah untuk urusan parkir nanti menjadi wewenang Dishub. Dishub yang akan menganalisa kira-kira parkir itu bisa ditempatkan di situ atau di tempat yang lain," ujar Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi.
Di sisi lain, dirinya mengklaim bahwa pasar di manapun pasti selalu macet. Bahkan menurutnya, kemacetan menjadi salah satu indikator pasar tradisional tidak mati. "Tetapi sebenarnya kalau macet, berarti mengindikasikan pasarnya ramai. Itu indikator kalau ekonomi hidup, jalan," jelas Eko.