free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba Serbi

Asal Usul Anting, Muncul dari Prahara Keluarga Nabi Ibrahim

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Nurlayla Ratri

27 - Jan - 2025, 10:43

Placeholder
Ilustrasi (pixabay)

JATIMTIMES - Anting, perhiasan yang begitu akrab dalam kehidupan manusia, ternyata memiliki asal-usul yang unik dan sarat hikmah dalam sejarah Islam. Kisah ini berakar dari konflik rumah tangga Nabi Ibrahim AS, yang melibatkan dua istrinya, Sarah dan Hajar. 

Dalam tradisi Islam, anting pertama kali muncul sebagai solusi bijak untuk meredam kecemburuan yang memuncak dalam hubungan mereka.

Baca Juga : Mengapa Imlek Identik dengan Hujan? Ini Alasannya

Dari sebuah buku berjudul Orang yang Jatuh Cinta dan Rasa Cemburu karya Al-Imam Syamsyud Din, Al-Waqidi, diriwayatkan dari Muhammad bin Shalih, dari Sa'd bin Ibrahim, dari 'Amir bin Sa'd, dari ayahnya menceritakan bahwa Sarah, istri pertama Nabi Ibrahim, telah lama hidup bersama suaminya tanpa dikaruniai seorang anak. 

Dengan penuh keikhlasan dan niat tulus membahagiakan suaminya, Sarah menyerahkan budaknya, Hajar, untuk dinikahi oleh Nabi Ibrahim. Keputusan yang penuh pengorbanan ini menjadi awal kisah yang penuh hikmah namun tak lepas dari dinamika emosional.

Tak lama setelah menikah, Hajar mengandung dan melahirkan seorang putra, Nabi Ismail AS. Kabar ini membawa kebahagiaan bagi keluarga mereka. Namun, di balik itu, perasaan manusiawi Sarah mulai terusik. Kecemburuan yang awalnya kecil perlahan tumbuh menjadi bara yang membakar hatinya.

Dalam puncak emosinya, Sarah meluapkan kemarahan dengan sebuah sumpah yang mengejutkan. "Aku akan memotong tiga bagian tubuh Hajar!" 

Sumpah ini mengejutkan Nabi Ibrahim. Sebagai kepala keluarga, ia memahami kecemburuan istrinya namun tetap berusaha menyelesaikannya dengan kepala dingin dan bijaksana.

Menyadari dampak emosional Sarah, Nabi Ibrahim memberikan solusi yang cerdas untuk memenuhi sumpah tanpa menimbulkan kerusakan. Ia menyarankan Sarah untuk melubangi kedua daun telinga Hajar dan mengkhitannya. Sarah mengikuti saran tersebut, dan Hajar menjalani proses itu dengan penuh kesabaran.

Setelah telinganya dilubangi, Hajar memasang anting-anting di kedua telinganya. Tidak disangka, anting tersebut justru semakin mempercantik penampilan Hajar. Ketika melihat Hajar dengan perhiasan itu, Sarah hanya bisa menghela napas panjang. 

"Sesungguhnya apa yang kulakukan hanya membuat dia semakin cantik saja," ungkap Sarah. 

Anting ini, yang awalnya lahir dari konflik, menjadi simbol keindahan yang tidak hanya menambah kecantikan fisik tetapi juga mengajarkan makna mendalam tentang kebijaksanaan dalam menghadapi perasaan manusiawi.

Baca Juga : 4 Shio yang Diprediksi Banjir Keberuntungan di Tahun Baru Imlek 2576

Meski solusi tersebut berhasil meredakan ketegangan, kecemburuan di hati Sarah tidak sepenuhnya hilang. Melihat kedekatan Hajar dengan Nabi Ibrahim terus memicu perasaan yang tidak nyaman. Akhirnya, Hajar kemudian diminta Sarah untuk tidak tinggal lahi dirumah yang sama.

Dengan penuh pengertian, Nabi Ibrahim memindahkan Hajar dan putranya, Ismail, ke Makkah. Meski jarak memisahkan mereka, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan cinta dan tanggung jawabnya sebagai suami dan ayah. Ia menempuh perjalanan panjang dari Syam ke Makkah setiap hari hanya untuk melepas rindu pada Hajar dan Ismail.

Kisah ini tidak hanya menjelaskan asal-usul anting, tetapi juga mengajarkan banyak hal kepada umat manusia. Kecemburuan adalah emosi yang wajar dirasakan oleh siapa pun, bahkan oleh seorang istri nabi. Namun, bagaimana emosi itu dikelola menjadi pelajaran penting bagi setiap individu.

Nabi Ibrahim menunjukkan teladan sebagai pemimpin keluarga yang mampu menangani konflik dengan bijaksana. Ia tidak hanya memahami emosi istrinya tetapi juga mencari solusi yang tidak menyakiti pihak mana pun.

Di sisi lain, Hajar menjadi simbol kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi situasi yang sulit. Sementara itu, Sarah mengajarkan bahwa meski dilanda kecemburuan, seseorang tetap dapat berusaha mencari jalan terbaik tanpa melupakan nilai-nilai kebaikan.

Anting, yang kini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, ternyata memiliki sejarah yang dalam dan penuh makna. Dari kisah ini, kita belajar bahwa konflik, jika dihadapi dengan kepala dingin dan kebijaksanaan, dapat melahirkan hikmah yang abadi.


Topik

Serba Serbi asal usul anting nabi ibrahim



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Nurlayla Ratri