JATIMTIMES - Terdapat banyak hal yang sering dikaitkan dengan Imlek. Salah satunya adalah fenomena hujan.
Imlek merupakan momen istimewa bagi etnis Tionghoa. Tahun ini, Imlek akan diperingati pada Rabu 29 Januari. Pada perayaan ini, hujan sering mengguyur beberapa wilayah, khususnya di Indonesia.
Baca Juga : Hasil Survei Sebut Google Mulai Ditinggalkan, Ini Ternyata Penggantinya!
Namun, hujan saat Imlek menjadi hal yang disyukuri bagi masyarakat Tionghoa. Lalu mengapa Imlek diidentikkan dengan hujan?
Terjadinya hujan saat Imlek ternyata dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Dilansir dari laman Pemerintah Kota Bandung, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Tahun Baru Imlek selalu diperingati pada kisaran akhir Januari dan awal Februari.
Jatuhnya Imlek pada periode tersebut bertepatan dengan puncak musim hujan dan curah hujan yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan pada perayaan Imlek sering terjadi hujan sehingga diidentikkan antara Imlek dan hujan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan turunnya hujan pada periode tersebut. Di antaranya:
• Aktivitas Monsun Asia yang mempengaruhi wilayah potensi terbentuknya hujan di wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Selatan.
• Masih aktifnya gelombang ekuator Rossby dan Kelvin di sekitar wilayah Indonesia bagian tengah dan timur ikut memicu terbentuknya awan hujan.
• Terbentuknya pola pertemuan dan pertemuan angin yang memanjang di wilayah Indonesia bagian Tengah dan Selatan termasuk Sumatera, Jawa, dan Kalimantan sebagai dampak dari penguatan angin Monsun Asia.
Dengan adanya kondisi-kondisi ini, periode waktu perayaan Imlek diwarnai oleh musim hujan.
Arti Hujan bagi Orang Tionghoa
Baca Juga : Imbas Banjir di Grobogan, Belasan Penumpang Batalkan Tiket di Stasiun Malang
Sementara itu, hujan dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa sendiri memiliki makna keberuntungan. Seperti dilansir dari laman RRI, warga Tionghoa meyakini bahwa semakin banyak hujan yang turun, maka semakin banyak pula keberuntungan yang akan datang.
Jika yang datang hanyalah gerimis, itu juga membawa kekayaan, meski tidak sebanyak hujan deras. Namun, jika gerimis berlangsung sepanjang hari, diyakini membawa kekayaan sepanjang tahun.
Selain itu, turunnya hujan pada saat Imlek juga dikaitkan dengan cerita legenda dalam budaya Tionghoa. Hujan dianggap sebagai berkah dari langit, yang menandakan Dewi Kwan Im sedang menyiram bunga Mei Hwa.
Bunga Mei Hwa dipercaya sebagai bunga yang ditanam oleh Dewi Kwan Im menjelang Imlek.
Namun demikian, hal ini tidak berlaku jika terjadi hujan badai. Hujan badai diartikan sebagai pertanda kurang baik, karena bisa menyebabkan masalah atau kerusakan.