free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Ekonomi

Budidaya Melon Hidroponik Menjadi Pilihan BUMDesa Sekarpuro Kembangkan Potensi Ekonomi Desa

Penulis : Tubagus Achmad - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

26 - Jan - 2025, 18:35

Placeholder
Direktur BUMDesa Mitra Sekar Makmur Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang Imam Syafii (kiri) bersama pendamping budidaya melon hidroponik dari komunitas Sang Petani yakni Roni Velsar di wisata petik melon wahana wisata situs sekaranĀ  Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Rabu (8/1/2025). (Foto: Tubagus Achmad/ JatimTIMES)

JATIMTIMES - Budidaya melon intano secara hidroponik menjadi pilihan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Mitra Sekar Makmur Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang untuk mengembangkan potensi ekonomi desa. 

Direktur BUMDesa Mitra Sekar Makmur Imam Syafii menyampaikan, dalam melakukan budidaya melon intano secara hidroponik pihaknya didampingi dari komunitas baru yang bergerak di bidang pertanian bernama Sang Petani.

Baca Juga : Mendukung Smart City, Tim Dosen dan Mahasiswa Malang Ini Kembangkan Inovasi Transmisi Data TerenkripsiĀ 

"Kita berdayakan masyarakat kita. Ibu-ibu yang istilahnya tidak bekerja kita ajari di sini, jadi kita sekolahkan di sini biar nanti jangka panjangnya untuk pemberdayaan masyarakat bisa kerja di sini," ujar Imam kepada JatimTIMES.com. 

Imam menjelaskan, bahwa budidaya melon intano secara hidroponik dipilih karena melihat potensi yang ada di desa. Utamanya suplai air yang banyak dan sinar matahari yang cukup. Sehingga dengan potensi yang ada memudahkan masyarakat untuk berbudidaya melon intano. 

"Kunci melon itu ada dua, suplai airnya harus tinggi sama panas mataharinya harus maksimal, bisanya 5 sampa8 6 jam. Kalau di sini suplai mataharinya cukup bagus," ujar Imam. 

Pihaknya menuturkan, bahwa sistem hidroponik dipilih untuk budidaya melon intano dipilih karena memudahkan masyarakat yang memiliki lahan terbatas. Selain itu, masyarakat lebih mudah mengawasi perkembangan pohon melon. 

"Kalau hidroponik itu nutrisinya bisa kita kontrol, jadi misalnya ada gangguan apa macam-macam kemudian ada intervensi nutrisinya, jadi semua bisa terkontrol. Kalau pakai media tanah, nggak tahu kalau dipasaran pakai medianya apa," jelas Imam. 

Menurutnya, budidaya melon intano secara hidroponik juga bisa mengukur tingkat kemanisan dari setiap buah melon. "Ini bahkan kemanisannya bisa kita ukur. Bisanya kemanisan maksimal itu di angka 15, kalau ini 14-15 lah. ini biasanya masuk melon premium," imbuh Imam. 

Baca Juga : 10 Jurusan Kuliah yang Paling Bikin Nyesel Mahasiswa Setelah Lulus

Imam menyebut, untuk menunggu panen melon intano yang dibudidaya secara hidroponik harus menunggu maksimal 70-75 hari. "Untuk perbuahnya itu rata-rata beratnya 1,5-2 kilogram. Kalau di sini jumlahnya sekitar 600 bibit, berarti 6 kuintal lebih lah dengan luas lahan 150 meter persegi," tutur Imam. 

Lebih lanjut, untuk harga per kilogram, untuk melon intano di harga sekitar Rp 25 sampai Rp 30 ribu. Harga tersebut untuk masyarakat umum. Selain itu, untuk pemasaran dari melon intano hasil dari budidaya secara hidroponik melalui masyarakat dan komunitas. 

"Kalau dijual itu sekitar Rp 25-30 ribu per kilogram. Kalau pemasarannya umum saja, kami selama ini berbasis komunitas ya. Kalau awal di sini ya dengan teman-teman RT ya BUMDesa juga yang menggerakkan berbasis komunitas," pungkas Imam.


Topik

Ekonomi Melon Intano budidaya melon Badan Usaha Milik Desa BUMDesa Mitra Sekar Makmur Desa Sekarpuro Kabupaten Malang



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Tubagus Achmad

Editor

Sri Kurnia Mahiruni