JATIMTIMES - Salat tahajud adalah salah satu ibadah sunnah yang memiliki keutamaan besar bagi umat Islam. Rasulullah SAW senantiasa melaksanakan salat ini dan menjadikannya sebagai momen untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tidak hanya itu, Rasulullah juga mengajarkan doa dan dzikir khusus setelah salat tahajud.
Menurut KH R. Asnawi, seorang ulama Jamiyah Nahdlatul Ulama (NU), salat tahajud hanya dianggap sah jika dikerjakan setelah seseorang tertidur terlebih dahulu. Hal ini tertuang dalam kitab Fashalatan yang ditulis KH. R. Asnawi dalam bahasa Jawa Pegon.
"Salat tahajud adalah salat yang dikerjakan di malam hari, dan syarat utamanya harus dilakukan setelah tidur. Jika seseorang belum tidur, meskipun melakukannya di malam hari, itu tidak dianggap sebagai shalat tahajud. Selain itu, jika belum menunaikan shalat isya’, maka ia harus menyelesaikan shalat isya’ terlebih dahulu sebelum memulai tahajud." (Fashalatan, hlm. 92–93)
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tidur terlebih dahulu adalah syarat sah shalat tahajud. Selain itu, salat isya’ harus ditunaikan dulu jika belum melakukannya. Berikut ini panduan doa dan dzikir yang dapat diamalkan untuk menyempurnakan ibadah salat tahajud.
1. Membaca Istighfar
Membaca istighfar sebanyak 100 kali menjadi salah satu amalan utama:
(100x)
اَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Astaghfirullahal 'adhiimi wa-atuubu ilaihi
Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung dan bertobat kepada-Nya."
Selain itu, Rasulullah SAW juga membaca istighfar yang lebih panjang, seperti berikut:
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Arab Latin: Allahumma Anta Robbi, laa ilaha illa Anta khalaqtani wa ana abduka, wa ana ala ahdika wawa'dika mastatho'tu, audzubika min syarri ma shona'tu, abu'u laka bini'matika alayya wa abu'u laka bi dzanbi, faghfirli, fa innahu la yaghfirudz-dzunuuba illa Anta.
Artinya: "Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui dosaku kepada-Mu dan aku akui nikmat-Mu kepadaku, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain-Mu."
(Dzikir ini memiliki terjemahan serupa yang menekankan pengakuan dosa dan permohonan ampun kepada Allah).
2. Membaca Shalawat Nabi
Membaca shalawat sebanyak 100 kali juga dianjurkan:
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allahumma Shalli 'Alaa Sayyidinaa Muhammad Wa'alaa Aali Sayyidinaa Muhammadin
Artinya: "Ya Allah, limpahkan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad dan keluarganya."
Setelah itu, bacalah Al-Fatihah dengan niat mendoakan Rasulullah SAW, keluarganya, serta tokoh-tokoh penting seperti Syekh Abdul Qadir Jaelani dan kedua orang tua.
3. Membaca Asmaul Husna
Sebagai pelengkap, bacalah beberapa Asmaul Husna sebanyak 140 kali:
يا لطيفُ يا مُعِزُّ يا حميدُ يا جليلُ
Yaa lathiifu-yaa muizzu-yaa hamiidu-yaa jaliilu
Artinya: "Wahai Yang Maha Lembut, Wahai Yang Memberi Kemuliaan, Wahai Yang Maha Terpuji, Wahai Yang Maha Agung."
4. Berdoa Memohon Hajat
Setelah menyelesaikan dzikir, panjatkan doa sesuai keinginan. Inilah saat terbaik untuk memohon kepada Allah karena waktu tahajud merupakan waktu yang penuh berkah dan mustajab
Berikut ini doa yang diamalkan Rasulullah setelah tahajud, sebagaimana diriwayatkan Bukhari dan Muslim. Doa ini juga dicantumkan Imam An-Nawawi dalam karyanya Al-Adzkar.
اَللهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاءُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهُمَّ لَكَ اَسْلَمْتُ وَبِكَ اَمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْلِيْ مَاقَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ وَمَا اَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ. اَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَاَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ
Allâhumma rabbana lakal hamdu. Anta qayyimus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta malikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nûrus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haq. Wa wa‘dukal haq. Wa liqâ’uka haq. Wa qauluka haq. Wal jannatu haq. Wan nâru haq. Wan nabiyyûna haq. Wa Muhammadun shallallâhu alaihi wasallama haq. Was sâ‘atu haq.
Allâhumma laka aslamtu. Wa bika âmantu. Wa alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khâshamtu. Wa ilaika hâkamtu. Fagfirlî mâ qaddamtu, wa mâ akhkhartu, wa mâ asrartu, wa mâ a‘lantu, wa mâ anta a‘lamu bihi minnî. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. Lâ ilâha illâ anta. Wa lâ haula, wa lâ quwwata illâ billâh.
Artinya, “Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad SAW itu benar. Hari Kiamat itu benar.
Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.”
Demikian dzikir, wirid dan doa setelah salat tahajud yang diamalkan Rasulullah SAW, semoga amalan ini membawa kita semakin dekat dengan Allah SWT dan menjadikan kita hamba-Nya yang senantiasa bersyukur.