JATIMTIMES - Belakangan ini, pendakian Gunung Salak melalui jalur Ajisaka, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor menuai kontroversi. Aturan baru yang diterapkan oleh Humas Siliwangi Adventure, pengelola jalur pendakian Ajisaka menuai kritik dari banyak pendaki. Aturan-aturan tersebut dianggap mengandung banyak pungutan liar (pungli) dan tidak ramah bagi para pendaki.
Kontroversi ini bermula dari unggahan akun Instagram @mountnesia yang menampilkan aturan baru pendakian Gunung Salak via Ajisaka. Unggahan tersebut langsung mendapat banyak komentar kritis dari warganet.
Baca Juga : Mengungkap Cerita di Balik Foto Terakhir Cut Nyak Dien: Kembali ke Kenangan sang Pahlawan di Sumedang
Seorang pengguna Instagram dengan akun @ferdianch****, misalnya, menyatakan kekecewaannya terhadap praktik pungli yang lebih sering terjadi di pendakian di Jawa Barat dibandingkan dengan Jawa Tengah atau Jawa Timur.
Pendaki lainnya, @aff***, membagikan pengalaman buruknya ketika mendaki melalui jalur ini pada bulan April lalu. Ia menyebutkan bahwa petugas tidak ramah dan fasilitas basecamp tidak layak. Ia juga mengkritik ketidaksesuaian biaya yang dikenakan dengan yang tertera pada aturan resmi.
"April kemarin mendaki via jalur ini, orang-orang tidak ramah, basecamp juga tidak layak. Petugas di pos juga tidak ramah, sepertinya hanya cari uang. Review jujur nih. Katanya 35 ribu tapi pas di basecamp 50 ribu, di luar biaya parkir, tidur juga tidak di basecamp. Sudah bayar simaksi, kalau ada apa-apa tanggung sendiri lagi. Di Instagramnya, malah pihak pengelola cari pembenaran, tidak mau salah dan disalahkan," tulis @aff***.
Pendaki lainnya, @retno****, berpendapat bahwa regulasi yang diberlakukan justru mendorong pendaki untuk memilih jalur ilegal daripada yang resmi.
"Regulasi seperti itu bikin pendaki milih jalur ilegal daripada yang legal," ujarnya.
Kritik serupa juga datang dari @mon_****, yang mengaku tidak tertarik untuk mendaki melalui jalur tersebut setelah membaca aturan yang diberlakukan.
"Setelah baca peraturannya. Saya pribadi tidak tertarik untuk datang ke situ," tulisnya.
Pintu masuk trek pendakian Gunung Salak via Ajisaka. (Foto: X @feezanoojisan)
Berikut ini adalah aturan lengkap yang diberlakukan untuk pendakian Gunung Salak via Ajisaka:
1. Jika tidak siap dengan regulasi yang ada, sebaiknya jangan dipaksakan, (PULANG).
2. Sikap kami tergantung anda. Jika tidak mau diatur, sebaiknya jangan dipaksakan.
3. Lapor saat kedatangan dan saat kembali. Petugas berhak memeriksa bawaan anda.
4. Wajib membawa fotokopi identitas setiap orang.
5. Jangan sakit dan mati di sini. Biaya rescue tidak gratis dan mahal.
6. Menunjukkan bukti registrasi kepada petugas saat pemeriksaan.
7. Tidak meninggalkan sampah di area kawasan (tisu basah dilarang).
- Rombongan wajib deposit sampah Rp. 200.000.
- Yang meninggalkan sampah 1 produk dikenai denda 10 kali harga barang.
8. Tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum di kawasan TNGHS.
9. Hentikan aktivitas dan turun saat kondisi cuaca buruk, kesehatan memburuk, cedera, atau mental sudah down.
10. Selalu koordinasi dengan petugas jika diperlukan selama jam regulasi yang ditetapkan.
Baca Juga : Miris, Remaja Yatim Piatu di Turen Malang Curi Ayam hingga Viral, Polisi: Berakhir Kekeluargaan
- Tektok atau pendakian satu hari sangat berisiko tinggi, pendaki mutlak memahami risiko buruk sekalipun.
- Waktu pendakian: jam 12:30 WIB di posisi manapun wajib turun dan maksimal jam 19:00 WIB sudah keluar kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak - Jalur Ajisaka.
11. Gunakan area dan jalur yang sudah ditentukan untuk istirahat dan berkemah.
12. Dilarang mengubah, membuat jalur trabasan, dan memotong jalur pendakian.
13. Penggunaan drone dan kamera profesional harus izin petugas.
- Harga penggunaan drone Rp. 350.000.
- Kamera profesional, GoPro, 360°, DSLR, SLR Rp. 200.000.
14. Pasang tenda atau tempat istirahat di tempat yang sudah ditentukan.
15. Jam operasional jalur Ajisaka:
- Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu, Senin (registrasi jam 04:00 WIB s.d jam 06:30 WIB).
- Selasa & Rabu jalur tutup untuk umum.
- Pendakian minimal 2 orang, rombongan wajib guide/porter pengalaman.
16. Risiko buruk terjadi karena anda melanggar! Jangan dilakukan!
Beberapa poin yang paling banyak mendapat sorotan dari pendaki antara lain:
- Poin 5: "Jangan sakit dan mati di sini. Biaya rescue tidak gratis dan mahal." Banyak pendaki merasa aturan ini terkesan mengancam dan tidak bersahabat.
- Poin 7a: Deposit sampah sebesar Rp. 200.000. Meski bermaksud positif karena meminimalisi sampah, namun beberapa pendaki merasa ini adalah bentuk pungli yang tidak masuk akal.
- Poin 13a dan 13b: Biaya tambahan untuk penggunaan drone dan kamera profesional. Pendaki menganggap biaya ini terlalu mahal dan tidak adil.
Beberapa pendaki bahkan menyarankan untuk memboikot pendakian Gunung Salak via Ajisaka ini agar pengelolanya bisa melakukan evaluasi.
"Saya sebagai tukang KA gunung Jawa Barat menyarankan boikot Gunung Salak via Ajisaka, biar sepi lalu evaluasi tuh pengelola," tulis @riynpr****.