free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

14 Kecamatan di Kabupaten Blitar Masuk Daerah Rawan Longsor

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Nurlayla Ratri

04 - Jan - 2025, 07:17

Placeholder
Penanganan tanah longsor di Desa Bumirejo, Kecamatan Kesamben, Juli 2024. (Foto: BPBD Kabupaten Blitar)

JATIMTIMES- Kabupaten Blitar menghadapi tantangan serius terkait kerawanan tanah longsor. Berdasarkan data Kajian Risiko Bencana (KRB) Kabupaten Blitar, sebanyak 14 kecamatan masuk dalam kategori rawan longsor dengan tingkat kerawanan tinggi hingga sedang. 

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Blitar, Ivong Berttyanto, mengungkapkan bahwa kondisi geografis, seperti kontur tanah dan banyaknya tebing, menjadi faktor utama penyebab kerawanan ini.

Baca Juga : Gandeng Diskominfo, Kemenag Kota Malang Komitmen Tingkatkan Digitalisasi Layanan

“Sejumlah kecamatan ini memiliki riwayat kejadian bencana yang cukup sering, sehingga kami terus mengimbau masyarakat untuk lebih waspada,” ujar Ivong pada Jumat (3/1/2025). 

Salah satu kejadian tragis yang ia soroti adalah tanah longsor di Desa Bumirejo, Kecamatan Kesamben, pada Juli 2024 lalu. Peristiwa tersebut menyebabkan kerusakan besar, termasuk menimpa sebuah kandang ayam dan mengakibatkan korban jiwa.

Dalam peta kerawanan tanah longsor, Desa Karangrejo di Kecamatan Garum, Desa Sumberasri di Kecamatan Nglegok, dan Desa Ngadirenggo di Kecamatan Wlingi tercatat memiliki tingkat kerawanan tinggi. Sementara itu, tingkat kerawanan sedang tersebar di beberapa wilayah, seperti Desa Bululawang dan Tumpakkepuh di Kecamatan Bakung, serta Desa Binangun, Birowo, dan Sumberkembar di Kecamatan Binangun.

Desa-desa lain dengan tingkat kerawanan sedang meliputi Kalimanis, Resapombo, dan Sidorejo di Kecamatan Doko, serta Gadungan, Krisik, Ngaringan, Semen, Soso, dan Tulungrejo di Kecamatan Gandusari. Daerah lainnya termasuk Balerejo dan Tegalasri di Kecamatan Wlingi, serta Slorok di Kecamatan Garum. Beberapa kecamatan lain, seperti Kademangan, Kesamben, Nglegok, Panggungrejo, Selorejo, Sutojayan, Wates, dan Wonotirto, juga masuk dalam daftar kerawanan sedang.

Ivong menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan upaya mitigasi di wilayah-wilayah tersebut. Salah satu tindakan yang sudah dilakukan adalah pemasangan sesek di titik-titik rawan longsor. “Mitigasi ini bertujuan untuk meminimalisir dampak apabila terjadi bencana,” jelasnya. Selain itu, BPBD juga aktif melakukan sosialisasi dan pelatihan kesiapsiagaan kepada masyarakat di daerah rawan.

Ia menambahkan, masyarakat diimbau untuk tanggap bencana dengan mengenali tanda-tanda awal longsor, seperti retakan di tanah dan perubahan aliran air. “Kesadaran masyarakat adalah kunci utama dalam mengurangi risiko bencana,” katanya.

Baca Juga : Warga di Tulungagung Ditemukan Tewas "Gandir" di Pohon Mangga

Dengan cuaca ekstrem yang tidak menentu, BPBD juga meminta agar masyarakat melaporkan segera jika ada indikasi longsor di wilayah mereka. Kerja sama antara pemerintah daerah dan masyarakat, menurut Ivong, adalah langkah penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman.

Kabupaten Blitar kini menghadapi ujian serius dari alam. Namun, dengan kewaspadaan dan langkah mitigasi yang tepat, risiko bencana dapat diminimalkan. Ivong berharap masyarakat tidak hanya waspada, tetapi juga proaktif dalam menjaga keselamatan diri dan lingkungan.

 


Topik

Peristiwa Blitar BPBD longsor rawan bencana



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Nurlayla Ratri