JATIMTIMES - Pasangan Bacagub dan Bacawagub, Khofifah Indar Parawansa serta Emil Dardak diketahui memborong banyak rekom partai saat ini.
Tidak tanggung sudah ada delapan partai yang memberikan rekom ke pasangan petahana tersebut. Yakni, Golkar, Gerindra, Demokrat, PAN, PKB, PPP, PSI dan baru-baru ini PKS.
Baca Juga : DPD PDIP Jatim Saring Aspirasi dari Bawah untuk Tentukan Pasangan Cakada Kabupaten Malang
Gabungan delapan partai yang semuanya memiliki kursi di DPRD Jatim periode 2024-2029 tersebut sudah sangat melebihi syarat dari minimal 24 kursi di DPRD.
Sementara tiga partai yang belum menentukan sikap adalah PKB, PDIP dan NasDem. PKB dan PDIP saat ini diisukan bakal berkoalisi untuk muncul sebagai penantang petahana di Pilgub Jatim 2024.
Direktur SSC (Surabaya Survey Center) Mochtar W Oetomo menyampaikan jika borongnya tidak semua berarti tak terkait langsung dengan efektivitas. "Kalau semua kayak Bupati Kediri di Pilbup 2020 jelas tidak ada lawan," ujarnya kepada JatimTIMES.
Menurut dia dalam konteks pilgub misalnya sebanyak apapun yang diborong oleh Khofifah selama PKB dan PDIP belum maka masih menjadi PR (Pekerjaan Rumah).
Namun, Mochtar juga mengingatkan soal hubungan ke depan. Bahwa tidak ada makan siang gratis di dunia politik.
"Kalau itu konsekuensi logis dalam setiap rekom. Pasti konsekuensi logisnya hubungan berkelanjutan antara kandidat dengan partai pengusung," tuturnya.
Baca Juga : Puskesmas Sukorejo Kota Blitar Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Jamaah Haji Pasca Kepulangan dari Tanah Suci
Mochtar menegaskan ke depan jangan sampai APBD kembali menjadi korban seperti yang terjadi saat ini. Dimana dijadikan bancakan oleh oknum pimpinan dewan sampai menjadi tersangka KPK.
"Urusan Bu Khofifah. Yang tahu kan Bu Khofifah, gimana kembalikan. Jangan gunakan APBD, pastilah," imbuhnya.
Seperti diketahui bersama KPK baru saja mentersangkakan 21 orang terkait hibah DPRD Jatim. Banyaknya pimpinan yang menjadi tersangka hampir saja membuat pembahasan P-APBD 2024 sempat macet.