JATIMTIMES - Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat berkomitmen untuk dapat melakukan penguatan kebijakan dalam mewujudkan kemandirian fiskal. Hal tersebut menurutnya sejalan dengan gagasan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang meminta pemerintah daerah untuk terus berinovasi dalam upayanya menguatkan pembangunan.
Wahyu mengatakan, bahwa Pemkot Malang harus kaya dengan ide dan inovasi. Terlebih dengan potensi yang dimiliki Kota Malang, Wahyu meyakini kebijakan kemandirian fiskal bukan hal yang mustahil untuk diraih.
Baca Juga : Rentetan Masalah Haji Tahun 2023 yang Rentan Terjadi di 2024
Oleh karena itu, menjawab gagasan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian maka Wahyu Hidayat berkomitmen agar Pemkot Malang akan terus memacu kondisi fiskal Kota Malang menjadi kategori Fiskal Kuat atau menuju Mandiri Fiskal.
"Artinya nanti pendapatan asli daerah akan lebih tinggi dari pendapatan transfer pusat caranya tentu bisa memaksimalkan potensi PAD dan efisiensi anggaran," ujar Wahyu.
Konsekwensinya, lanjut Wahyu, tentu akan ada perubahan pada postur APBD Kota Malang. Untuk itu berbagai upaya untuk meningkatkan pendapatan daerah serta menekan belanja daerah akan terus dilakukan.
Salah satu poin utama yang juga menjadi perhatian Mendagri adalah melakukan efesiensi pada sejumlah pos anggaran belanja. Seperti belanja perjalanan dinas dan belanja rapat yang seringkali dilakukan pada seluruh Perangkat Daerah di lingkungan Pemkot Malang.
"Saya harap seluruh Kepala Perangkat Daerah benar-benar cermat dan lebih bijak dalam menyusun rencana kegiatan anggarannya masing-masing; perjalanan dinas yang tidak perlu bisa lebih ditekan lagi; pun demikian dengan belanja rapat, salah satu upaya menekan belanja rapat mungkin dapat dilaksanakan secara virtual. Yang penting pesan dan tujuannya dapat tersampaikan," tutur Wahyu.
Di sisi lain, Wahyu juga memanfaatkan moment dalam lawatannya saat berkunjung ke Balikpapan dalam rapat kerja nasional (rakernas) asosiasi pemerintah kota seluruh Indonesia (APEKSI). Ia berencana untuk menjalin kolaborasi dengan kota-kota lainnya.
Terurama untuk berbagi pengetahuan guna mewujudkan Kota Malang yang lebih berkualitas dan lebih berdaya saing. Setidaknya forum APEKSI itu dapat menjadi forum yang produktif untuk bertukar pengalaman dan ide dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik pada pemerintahan.
"Selain itu juga mampu menjadi momentum penting bagi pemerintah daerah untuk bersinergi sehingga siap menghadapi berbagai tantangan dan peluang pembangunan di era yang kian kompleks seperti arahan Bapak Presiden Jokowi tadi," jelas Wahyu.
Baca Juga : Pemkab Malang Ladeni Keberatan Mantan Kadinkes, Pj Sekda: Keputusan Pimpinan Sesuai Posedur
Sebagai informasi, rangkaian kegiatan Rakernas 2024 kali ini adalah Youth City Changers, Gala Dinner, Rapat Kerja, Indonesia City Expo & ICE Forum Bisnis, Karnaval Budaya Nusantara, Sarasehan Istri Walikota, Pentas Seni, City Tour, Penanaman Pohon, Cooking Class, Jetski Sport, Senam Bersama, Sarapan Bersama dan KMF Pokja Perubahan Iklim dan WMF PERPAMSI.
Sebagai informasi, dalam kegiatan yang bertajuk "Kota Sejahtera Indonesia Maju" tersebut, Presiden Joko Widodo berkesempatan untuk langsung membuka kegiatan. Dalam sambutannya Presiden Jokowi mengatakan, kota-kota di Indonesia harus siap dengan segala dinamika yang ada termasuk tantangan pembangunan dimana diperkirakan tahun 2045 nanti, 75 persen penduduk Indonesia tinggal di wilayah perkotaan.
"Untuk itu, kota-kota yang ada di Indonesia harus siap dalam mengatasi berbagai tantangan yang ada. Kita harus bisa mewujudkan kota menjadi smart city, green city yang liveable dan loveable," kata Jokowi.
Sejalan dengan arahan Presiden Jokowi, Mendagri Tito Karnavian saat bertindak sebagai keynote speech dalam rakernas ini mengutarakan gagasannya. Menurut Mendagri, salah satu yang perlu diupayakan Pemerintah Daerah adalah berinovasi out of the box, artinya kelihaian Pemda memaksimalkan potensi daerah untuk meningkatkan pendapatan asli daerah.
"Pemerintah daerah sekarang harus bisa berjiwa enterpreneur. Artinya pengelolaan daerah benar-benar memaksimalkan potensi daerahnya agar berdampak pada peningkatan pendapatan asli daerah, kalau sudah berjiwa bisnis, out of the box nya pasti ada yang penting semua bertujuan untuk masyarakat," jelas Tito.