JATIMTIMES - Air terjun indah Kedungkandang di Yogyakarta lenyap karena pembangunan jalan baru Gunungkidul-Sleman. Pesona air terjun yang berada di Kalurahan Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, itu kini tinggal kenangan.
Diketahui, air terjun Kedungkandang adalah air terjun musiman yang akan terlihat sangat indah saat memasuki musim penghujan. Sementara di saat musim kemarau, wisatawan bisa menyaksikan indahnya hamparan terasering persawahan yang mirip di Ubud, Bali.
Baca Juga : Rawan Terdampak Longsor, Sejumlah Rumah di Tanjungrejo Akan Ditertibkan
Tak heran, jika wisatawan, terutama dari luar negeri suka dengan pemandangan air terjun Kedungkandang. Tapi sejak 2023, pengelola terpaksa menutup objek wisata ini. Pasalnya, pengelola wisata di kawasan tersebut mengklaim banyak wisatawan asing yang kecele pada saat mendatangi lokasi tersebut.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Nglanggeran Mursidi mengatakan, air terjun Kedungkandang merupakan salah satu destinasi wisata di Nglanggeran, selain di kawasan Gunung Api Purba. Tingkat kunjungan juga lumayan karena ramai saat musim penghujan.
Setelah adanya pembangunan jalan baru Gunungkidul-Sleman, Air Terjun Kedungkandang lenyap. (Foto: TikTok)
“Air terjun ini [Kedungkadang] merupakan musiman karena akan terlihat bagus saat musim penghujang dengan debit air yang melimpah,” kata Mursidi, dilansir Harian Jogja, Minggu (10/3/2024).
Karena adanya pembangunan jalan baru air terjun jadi menghilang. Hal ini pun berdampak terhadap kunjungan karena ia mengakui banyak wisatawan, khususnya turis asing yang kecele karena gagal melihat air terjun.
“Sehari ada satu atau dua wisatawan asing datang ke Kedungkandang. Tapi yang dilihat hanya pengerjaan jalan,” ungkapnya.
Dampak pembangunan tersebut, kata Mursidi, pengelola memilih menonaktifkan sebagai destiniasi wisata. “Kedungkandang jadi salah satu daya tarik wisatawan. Tapi karena ada pengerjaan jalan baru, maka kami off-kan,” katanya.
Disinggung mengenai keberlanjutan destinasi di air terjun Kedungkandang, Mursidi belum bisa memberikan jawaban pasti. Ia lebih memilih menunggu situasi dan kondisi berkaitan dengan pembangunan jalan.
Baca Juga : Gus Samsudin Bersikeras Ridho dengan Proses Hukum, Pesulap Merah Beri Peringatan kepada Masyarakat
“Kami masih menunggu pembangunan jembatan apakah masih memungkinkan menjadi daya tarik wisata atau tidak,” katanya.
Lurah Nglanggeran Widada mengatakan, saat ini lokasi air terjun Kedungkandang tak bisa dikunjungi. Selain airnya sudah surut, juga terdapat proyek pembangunan jalan baru penghubung Gunungkidul-Sleman. Menurut dia, sudah ada komunikasi dengan pengembang dan ada janji akan mengupayakan agar keberadaan destinasi wisata tetap eksis.
“Syukur-syukur nanti dengan dibangunnya jembatan, maka bisa menjadi daya tarik tersendiri. Saya berharap janji untuk pemulihan dapat diwujudkan, meski tidak seperti pada saat sebelum ada pembangunan,” katanya.
Merespons hal ini, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul Hary Sukmono mengatakan kerusakan yang terjadi adalah dampak yang tidak dapat dihindari dari proses pembangunan. Pihaknya akan melakukan kajian inovasi untuk mengembalikan daya tarik kawasan ini.
Menurut dia, pembangunan yang dilakukan juga sebagai upaya meningkatkan roda perekonomian di masyarakat dalam bentuk kemudahan akses untuk mobilitas. Jadi, menurut kamu, apa yang lebih penting, pembangunan atau melestarikan keindahan alam?