JATIMTIMES - Nabi Hizqil AS, mungkin juga menjadi salah satu nabi yang jarang diketahui umat muslim. Nabi Hizqil AS hidup sekitar tahun 591 SM, dimana diperkirakan pada masa setelah Nabi Musa AS dan sebelum Nabi Daud AS.
Nama Nabi Hizqil AS sendiri juga tak banyak dijelaskan dalam Al-Qur'an. Kisahnya dijelaskan Al-Quran surah Al-Baqarah: 243.
Baca Juga : Bolehkah Berwudhu di Kamar Mandi yang Ada Closetnya? Begini Kata Buya Yahya
Dalam ayat tersebut dijelaskan tentang kisah Nabi Hizqil yang menghidupkan kembali ribuan orang Bani Israil yang sudah mati karena sebuah wabah.
Ayat ini berbunyi, "A lam tara ilallażīna kharajụ min diyārihim wa hum ulụfun ḥażaral-mauti fa qāla lahumullāhu mụtụ, ṡumma aḥyāhum, innallāha lażụ faḍlin 'alan-nāsi wa lākinna akṡaran-nāsi lā yasykurụn".
Artinya: "Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampung halamannya dalam jumlah ribuan karena takut mati? Lalu, Allah berfirman kepada mereka, “Matilah kamu!” Kemudian, Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah pemberi karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.” ( QS Al-Baqarah : 243).
Kemudian hadits riwayat Ahmad, Rasulullah saw bersabda, "Wabah tersebut pernah ditimpakan sebagai siksaan bagi umat-umat sebelum kalian, jika kalian mendengar berita tentang penyakit itu di suatu daerah janganlah kalian memasuki daerah itu. Dan jika penyakit itu mewabah di daerah dimana kalian berada janganlah kalian keluar darinya karena hendak melarikan diri darinya".
Kemudian, Ibnu Katsir dalam sebuah buku berjudul "Qishashul Anbiya" mengutip kisah dari Muhammad bin Ishaq berkata dari Wahb bin Munabbih bahwasanya setelah Kalib bin Yufana meninggal (setelah Yusa’), kemudian Bani Israil diurus oleh Hizqil bin Budziy mengurusi Bani Israil.
Asbath menjelaskan dari Al-Saidi dari Abu Malik dari Abu Shalih dari Ibnu Abbas dari Murrah dari Ibnu Mas'ud dari beberapa sahabat tentang firman Allah surah Al-Baqarah: 243.
Mereka mengatakan kampung halaman itu bernama Mawardan yang dijangkit penyakit ’tha'un’. Ini merupakan penyakit ganas, dimana pagi sakit sorenya wafat atau sore sakit paginya akan meninggal.
Karena ketakutan dan menghindar dari penyakit itu, seluruh penduduk kemudian keluar kampung dan berpindah tempat pada daerah dipinggiran. Mereka yang bertahan ditempat tersebut, kemudian perlahan binasa, namun ada juga yang selamat.
Waki' Ibnul Jarrah di dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa orang-orang tersebut berkata, "Kita akan mendatangi suatu tempat yang tiada kematian padanya."
Ibnus Katsir menukil menukil kisah yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa jumlah mereka adalah 4.000 orang, dan diriwayatkan pula darinya bahwa jumlah mereka adalah 8.000 orang. Sementara itu, berbeda, Abu Saleh mengatakan, jumlah mereka adalah 9.000 orang.
Sedang dari riwayat Ibnu Abbas pula dijelaskan bahwa jumlah mereka adalah 40.000 ribu orang.
Baca Juga : Wilhelmina, Ratu Belanda Paling Merana yang Tak Rela Indonesia Merdeka
Setelah penyakit Tha'un lenyap, mereka beranjak kembali ke kampungnya dengan selamat. Pada tahun berikutnya penyakit Tha'un itu kembali melanda. Kepanikan pun terjadi. Ribuan orang tersebut kemudian kembali melarikan diri dan bersembunyi dilembah Afif.
Setelah itu, mereka diseru malaikat dari bawah lembah dan dari atas lembah, "Matilah kalian semua.” Mereka pun dilewati seorang Nabi yg bernama Nabi Hizqil as. Ketika menyaksikan mereka, Nabi Hizqil as berhenti, lalu berpikir tentang mereka itu dan kemudian menggerakkan kedua bibir dan jari-jarinya.
Allah SWT kemudian memberikan wahyu kepada Nabi Hizqil, ”Apakah engkau mau Aku perlihatkan bagaimana Aku menghidupkan mereka?". Nabi menjawab ”Ya.” Lalu Allah memerintah Nabi Hizqil as, ”Serulah".
Maka Nabi pun berseru, ”Hai tulang-belulang, sesungguhnya Allah menyuruh kalian untuk bersatu".
Setelah itu, keajaiban terjadi. Tulang belulang yang berserakan kemudian bergerak dan menyatu menjadi sebuah jasad berupa tulang.
Allah SWT kembali memberi wahyu pada Nabi Hizqil untuk berseru. "Hai sekalian tulang-belulang, sesungguhnya Allah menyuruh kalian agar kalian mengenakan daging". Keajaiban kembali terjadi. Tulang-tulang itu kemudian berlapiskan daging lengkap dengan pakaian yang dikenakan.
Nabi Hizqil kembali menyeru, ”Hai para arwah, sesungguhnya Allah memerintahkan kepadamu agar setiap roh kembali kepada jasad yang pernah dimasukinya!". Dari tulang belulang itu, kemudian berubah menjadi jasad utuh yang kemudian mereka pun bangkit.
Setelah mereka hidup kembali, mereka kemudian berkata, Mahasuci Engkau ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu, tiada Tuhan melainkan Allah". Mereka yang sebelumnya telah mati dan kini hidup, kemudian kembali pada kaumnya.