JATIMTIMES - Israel akan membatasi jumlah warga Muslim yang melakukan salat berjamaah di Masjid Al Aqsa Yerusalem selama bulan suci Ramadhan mendatang. Pernyataan itu disampaikan oleh menteri kepolisian, menjawab kekhawatiran bahwa tempat tersebut akan memicu protes terhadap perang di Gaza.
Diketahui, Masjid Al Aqsa menjadi salah satu tempat suci umat Islam. Masjid ini terletak di bagian Yerusalem Timur, yang direbut oleh Israel dalam perang tahun 1967 dan menjadi fokus harapan negara Palestina. Situs ini juga dihormati oleh orang Yahudi sebagai sisa dari dua kuil kuno mereka.
Baca Juga : Sejarah Malam Nisfu Syakban dan Keutamaannya
Melansir Reuters, Rabu (21/2/2024), aturan mengenai akses ke masjid Al Aqsa sering memicu gesekan. Termasuk bagi umat Islam yang merupakan 18% dari populasi Israel, khususnya selama Ramadhan, di mana tahun ini akan dimulai sekitar 10 Maret.
Sebelumnya, Israel telah memberlakukan pembatasan di masa lalu. Di mana pembatasan untuk mengakses Al Aqsa sebagian besar diberlakukan terhadap generasi muda Palestina dari Yerusalem dan Tepi Barat yang diduduki. Lebih dari empat bulan setelah perang Gaza, kekhawatiran akan gejolak semakin meningkat.
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengatakan upayanya untuk melarang sebagian besar warga Muslim melakukan salat Jumat selama Ramadhan ditolak oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Namun, dia mengatakan batasan 40.000 hingga 50.000 akan diberlakukan, setelah berhasil membantah para pejabat yang menginginkan 120.000 hingga 150.000 muslim diterima untuk mengunjung Al Aqsa.
"Usulan saya pada prinsipnya diterima dibandingkan (mereka yang berpikir) seluruh warga Arab Israel harus diizinkan masuk (masjid Al Aqsa),” kata Ben-Gvir kepada Radio Angkatan Darat.
Tindakan Ben-Gvir pun menuai kecaman dari para pemimpin Arab. Termasuk anggota parlemen oposisi Ahmad Tibi, yang mengatakan Ben-Gvir adalah seorang "pembakar, tapi dia memiliki seseorang yang bertanggung jawab dan memberinya jerigen bensin".
Baca Juga : Perolehan Suara Berkurang, Trijanto Calon DPD RI Siap Komplain KPU
Ben-Gvir menyuarakan kekecewaannya kepada Netanyahu. Pasalnya Netanyahu tidak menerima usulannya untuk memberdayakan polisi agar memasuki kompleks Al Aqsa. Ben-Gvir berharap polisi menurunkan bendera atau tanda apa pun yang dipasang untuk mendukung Hamas, kelompok Islamis Palestina yang berperang di Gaza.
Ben-Gvir menilai membiarkan dukungan kepada Hamas terlihat di kota, maka akan menggambarkan kekalahan. Diketahui, Israel telah melarang masuknya warga Palestina ke Masjid Al Aqsa, sejak Hamas memicu perang Gaza.