free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pemerintahan

Butuh Tiga Dekade, 2023 Baru Ada 105 Desa Tangguh Bencana di Kabupaten Malang

Penulis : Muhammad PL - Editor : Nurlayla Ratri

01 - Feb - 2024, 15:47

Placeholder
Ilustrasi peristiwa bencana angin kencang yang menyebabkan pohon tumbang di Desa Karangpandan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.

JATIMTIMES - Sebagai wilayah rawan kebencanaan, Kabupaten Malang baru membentuk 105 Desa Tangguh Bencana (Destana) dalam sepuluh tahun terakhir. Sehingga, dibutuhkan waktu setidaknya tiga dekade lagi untuk membuat seluruh wilayah tangguh bencana. 

Badan Penanggalan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang terus mendorong terbentuknya Destana di setiap desa.

Baca Juga : Wagub Jatim: KEK Singhasari Akan Jadi Tempat Pengembangan Animasi, Film, dan Coding

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Malang Zainuddin mengatakan, capaian pembentukan program yang dicanangkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu baru sekitar 20 persen dari seluruh desa yang ada. Per tahun, pembentukan Destana dengan keberadaan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) rata-rata bisa dihitung jari.

"Baru sekitar 20 persen lebih untuk Destana jika dari seluruh desa dan kelurahan ada 390. Masih tercapai 105 desa," ungkap Zainuddin saat dikonfirmasi, Rabu (31/1/2024).

Berdasarkan pengalaman pembentukan Destana setiap tahunnya, Zainuddin berujar bahwa butuh proses lama dan bertahap karena berbagai keterbatasan. Dari 105 Destana yang saat ini terbentuk, dilakukan prosesnya selama kurang lebih sepuluh tahun.

"Dari yang sudah ada sejak awal dibentuk dalam sepuluh tahun ada 100. Artinya butuh tiga puluh tahun. Kami terus berupaya agar lebih banyak setiap tahun dengan mengajukan bantuan juga," tambah dia.

Menurut Zainuddin, idealnya setiap desa di Kabupaten Malang menjadi Destana. Sehingga dapat meningkatkan penanganan awal dan respons cepat kedaruratan ketika terjadi peristiwa kebencanaan. Hingga dapat dilaporkan ke BPBD dan ditangani lebih efektif.

Ia menyebut dengan adanya FPRB dan Destana, penanganan respons dapat lebih cepat dibandingkan harus ditangani langsung BPBD Kabupaten Malang

Baca Juga : Wagub Jatim Ajak Pelajar Kunjungi EJSC untuk Kembangkan Potensi

"Efektivitasnya minimal apa yang harus dilakukan saat penanganan awal bencana, mereka di desa sudah punya kapasitas itu. Harus mendata, asesmen kejadian, identifikasi misalnya jenis kejadian, kerugian apa saja dan ada atau tidaknya korban. Kebutuhan awal dilaporkan ke BPBD Pusdalops atau Poslap," urainya.

Tahun ini, masih kata Zainuddin, ditargetkan ada sedikitnya tiga Destana yang dibentuk. Tiga desa itu ada di Kecamatan Kepanjen yakni Desa Jarirejoyoso, lalu Desa Pakisjajar Kecamatan Pakis, dan Tirtomarto Kecamatan Ampelgading. Alasannya, tiga desa itu dinilai lebih siap untuk menuju adanya Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) dengan kesiapan sumber daya manusia yang ada.

Pihak BPBD juga mengajukan bantuan untuk pengadaan pelatihan FPRB sebagai syarat adanya Destana ke BNPB. Diharapkan pada tahun berikutnya 2025 mendapatkan sokongan untuk pembentukan setidaknya dua desa selain yang direncanakan melalui APBD Kabupaten Malang.

"Tiga itu, hasil dari kajian tahun sebelumnya, memang kami dorong untuk mandiri termasuk anggaran dana untuk pelatihan," jelas Zainuddin.


Topik

Pemerintahan Kabupaten Malang Destana Desa Tangguh Bencana



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Muhammad PL

Editor

Nurlayla Ratri