JATIMTIMES - Kota Blitar menghadapi keterbatasan pasokan pupuk subsidi. Di mana Kota Blitar hanya menerima kuota sebanyak 607 ton. Kuota ini turun drastis dari usulan sebelumnya. Rincian kuota mencakup 370 ton Urea dan 234 ton NPK.
Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar Dewi Masitoh mengungkapkan, persetujuan Kementerian Pertanian hanya mencapai 52% dari usulan Urea dan 29% dari usulan NPK.
Dewi menjelaskan bahwa kuota yang berkurang menjadi kendala serius bagi 2.265 petani di Kota Blitar. Proses pembelian pupuk subsidi melibatkan ketua kelompok tani dan penukaran KTP, serta tanda tangan pada formulir penebusan. Setelah melewati proses verifikasi, petani dapat menukarkan formulir dengan pupuk di kios pengecer melalui transaksi online menggunakan aplikasi e-kubers.
Kendati demikian, Dewi menekankan bahwa Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar akan memaksimalkan penggunaan pupuk organik sebagai alternatif. Melalui pelatihan dan pendampingan, DKPP Kota Blitar telah membantu 10 kelompok dalam pembuatan pupuk organik dengan rencana mendampingi 10 kelompok lagi tahun ini.
"Kita mengalami penurunan kuota dibandingkan tahun sebelumnya. Oleh karena itu, langkah-langkah strategis seperti penggunaan pupuk organik menjadi penting untuk menjaga kelangsungan pertanian di Kota Blitar," ujar Dewi.
Pupuk organik diharapkan dapat menjadi solusi di tengah langkanya pupuk bersubsidi. DKPP Kota Blitar berharap bahwa upaya ini dapat memberikan dampak positif bagi para petani, memastikan kelangsungan pertanian, dan mengurangi ketergantungan pada pupuk subsidi yang kini terbatas.
Baca Juga : Hasto Sebut Gibran Terpengaruh Emosional Prabowo, TKN: Gak Usah Mengada-ngada
Dengan demikian, Kota Blitar berupaya untuk menghadapi tantangan pasokan pupuk dengan pendekatan kreatif dan berkelanjutan, memastikan ketahanan pangan yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat.
“Pendampingan dan pelatihan dalam pembuatan pupuk organik menjadi langkah strategis kami. Kami percaya bahwa diversifikasi ini tidak hanya akan membantu petani mengatasi keterbatasan pupuk subsidi, tetapi juga akan memberikan dampak positif bagi produktivitas dan keberlanjutan pertanian di Kota Blitar,” imbuh Dewi.