JATIMTIMES - Abu Hurairah merupakan salah satu sahabat Rasulullah SAW. Sebelum masuk Islam, ia memiliki nama Syams bin Shakr ad-Dusi. Kemudian, setelah masuk Islam tahun ke tujuh Hijriyyah atas ajakan ath-Thufail bin Umar ad-Dusi, Rasulullah SAW memberinya nama Abdurrahman bin Shakr ad-Dusi.
Selain itu, Abu Hurairah juga sempat mendapatkan julukan sebagai Bapak Kucing. Julukan ini tentunya tak lepas dari lingkungan dimana ia berada. Lantas, mengapa sampai Abu Hurairah mendapatkan julukan sebagai Bapak Kucing?.
Baca Juga : Sejarah Megah Stasiun Surabaya Gubeng, Dari Soekarno Hingga Keroncong
Dalam buku Kisah dan 'Ibrah oleh Dr Syofyan Hadi, seperti yang diolah dari Detik Hikmah, kecintaan terhadap ilmu dan Rasulullah SAW menjadikan julukan Abu Hurairah atau Bapak yang seperti kucing kecil.
Julukan ini diberikan lantaran sosoknya selalu mengikuti Rasulullah SAW seperti halnya anak kucing yang selalu mengikuti kaki sang tuannya. Apa yang dilakukan Abu Hurairah ini, tentunya untuk mendapat banyak ilmu bermanfaat dari Rasulullah SAW.
Julukan ini diberikan langsung oleh Rasulullah SAW dan terdapat dalam sebuah riwayat hang disampaikan Abu Hurairah.
"Dulu aku adalah seorang penggembala domba milik keluargaku. Ketika itu aku memiliki seekor kucing kecil. Ketika malam hari aku meletakkan kucing tersebut di atas pohon. Ketika siang hari aku hendak menggembala kambing, aku mengambil kucing tersebut dan membawanya bersamaku. Aku bermain-main dengan kucing tersebut. Semenjak itulah aku dijuluki sebagai Abu Hurairah."
Sementara itu, Abu Hurairah sendiri menjadi sosok ulama yang paling utama di antara kalangan sahabat Rasulullah. Tentunya hal ini karena banyaknya keilmuan yang ia miliki lantaran seringnya mengikuti Rasulullah SAW.
Baca Juga : Wawali Surabaya Sentil Gibran: Anak SMP Pun Tahu Beda Asam Sulfat vs Asam Folat
Dari situ, para sahabat lainnya kerap kali menjadikan fatwa dan riwayatnya sebagai sebuah rujukan. Bahkan, bukan hanya satu sahabat yang kerap menjadikan riwayat Abu Hurairah sebagai rujukan, namun banyak sahabat.
Dalam buku Manusia-manusia yang dirindukan Surga, sahabat yang dimaksud adalah Zaid bin Tsabit, Abu Ayub al-Anshari, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Zubair, Ubai bin Ka'ab, Jabir bin Abdillah, sayyidah Aisyah, al-Masur bin Makhramah, Abu Musa al-Asy'ari, Anas bin Malik, Abu Rafi' dan sahabat lainnya.