JATIMTIMES- Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dihasilkan oleh RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar pada tahun 2023 masih berada di bawah target yang telah ditentukan oleh Pemerintah Kota Blitar. Hingga akhir tahun ini, RSUD Mardi Waluyo hanya berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp76,6 miliar.
Angka ini dinilai jauh dari target yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp103,7 miliar. Kondisi tersebut telah mendapat sorotan tajam dari DPRD Kota Blitar.
Baca Juga : Bupati Blitar Cup 2023: Pasar Hewan Srengat Bergemuruh dalam Ajang Kompetisi Kambing dan Domba
DPRD Kota Blitar memberikan perhatian khusus terhadap rendahnya pendapatan RSUD Mardi Waluyo ini. Mereka mendorong rumah sakit ini untuk mengusahakan inovasi dalam layanan medis. Termasuk menambah fasilitas guna mempertahankan posisinya sebagai pilihan utama bagi warga yang membutuhkan perawatan kesehatan.
Di Blitar Raya, belakangan muncul beberapa rumah sakit swasta baru dengan layanan medis yang kompetitif turut menjadi faktor yang mempengaruhi pendapatan RSUD Mardi Waluyo. Ketua DPRD Kota Blitar, Syahrul Alim, menegaskan bahwa inovasi dalam layanan medis sangat penting bagi RSUD Mardi Waluyo agar tetap menjadi pilihan utama masyarakat.
"Rendahnya pendapatan dari RSUD Mardi Waluyo dapat berdampak pada layanan medis yang diberikan. Saran kami agar RSUD Mardi Waluyo melakukan inovasi layanan medis. Sehingga tetap menjadi rujukan masyarakat dan pendapatan asli daerah bisa terpenuhi," ungkap Syahrul Alim.
Selain faktor inovasi, DPRD Kota Blitar menyoroti bahwa rendahnya pendapatan RSUD Mardi Waluyo juga disebabkan oleh ketiadaan klaim COVID-19 seperti pada tahun-tahun sebelumnya. “Pada tahun 2021 dan 2022, klaim COVID-19 menjadi penyumbang signifikan dalam peningkatan pendapatan RSUD Mardi Waluyo,” imbuh Syahrul.
Namun, optimisme masih dipertahankan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Blitar terkait pencapaian target PAD RSUD Mardi Waluyo. Meskipun saat ini masih jauh dari target, BPKAD menyebutkan bahwa rendahnya capaian pendapatan RSUD Mardi Waluyo juga disebabkan oleh tunggakan klaim BPJS Kesehatan yang belum terselesaikan.
Baca Juga : Ironis! Kerja Keras Sampai Tewas Menjadi Budaya Korea Selatan Hingga Sekarang
"Mudah-mudahan dengan pencairan klaim BPJS Kesehatan, pendapatan RSUD Mardi Waluyo dapat meningkat pada tahun 2023 ini," kata Kepala BPKAD Kota Blitar, Widodo Saptono Johanes.
Sementara itu, RSUD Ngudi Waluyo dan RSUD Srengat, dua rumah sakit milik Pemkab Blitar yang menjadi pesaing utama RSUD Mardi Waluyo. Saat ini keduanya tengah berbenah dari berbagai aspek, termasuk infrastruktur dan layanan medis. Hal ini menunjukkan bahwa persaingan di sektor layanan kesehatan semakin ketat di wilayah Blitar.
Ketatnya kompetisi ini menandakan bahwa RSUD Mardi Waluyo perlu melakukan langkah strategis untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan medisnya. Ini penting agar tetap menjadi pilihan terbaik bagi masyarakat Blitar serta untuk mencapai target pendapatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat.