JATIMTIMES - Badan Pusat Statistika (BPS) mencatat bahwa inflasi di Kota Malang sebesar 1,36 pada tahun 2024 untuk periode year on year (yoy). Berdasarkan data dari BPS, terdapat sejumlah komoditas yang berpengaruh pada laju inflasi di Kota Malang karena harganya yang naik.
Namun, menurut Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin, juga ada sebanyak 10 komoditi yang mampu menghambat laju inflasi karena harganya yang turun. Antara lain cabai rawit, cabai merah, bensin, tomat, jeruk, labu siam, pisang, tongkol diawetkan, bayam, dan daun bawang.
Baca Juga : Gangguan Kamtibmas di Jawa Timur Menurun, Anggota DPD RI Apresiasi Pola Pengamanan Polda Jatim
Umar menjelaskan, pada periode Januari hingga Desember 2024, harga cabai merah mengalami penurunan sebesar 54,34 persen. Kemudian untuk bahan bakar minyak (BBM) sebesar 1,90 persen.
Kemudian komoditi tomat sebesar 29,37 persen, jeruk 14,69 persen, labu siam 21,34 persen, pisang 4,50 persen, tongkol diawetkan 25,41 persen, bayam 23,15 persen dan daun bawang 27,18 persen.
"Kalau lima teratas yang memberikan andil terhadap deflasi itu cabai rawit 0,21 persen, cabai merah 0,18 persen, bensin 0,11 persen, tomat 0,05 persen, dan jeruk 0,04 persen," ujar Umar.
Sebagai informasi, inflasi Kota Malang yang sebesar 1,36 persen ternyata masih berada di bawah Provinsi Jawa Timur (Jatim) yang sebesar 1,51 persen dan nasional 1,57 persen. Masih berdasarkan data BPS, beberapa komoditas juga tercatat memiliki andil dalam laju inflasi di Kota Malang karena harganya yang naik. Salah satunya adalah komoditas emas perhiasan.
Bahkan, harga perhiasan dari logam mulia ini disebut memberikan andil paling besar terhadap laju inflasi di Kota Malang sepanjang 2024. Kenaikannya yang mencapai 34,10 persen, memberikan andil sebesar 0,38 persen terhadap laju inflasi.
"Harga emas kan mengikuti harga dunia. Bahkan kalau saya sebutkan secara year on year (yoy) itu (emas) adalah komoditas nomor satu dalam hal penyumbang inflasi di 2024," tutur Umar.
Baca Juga : Pendaftaran Seleksi PPPK Kota Blitar Diperpanjang, BKPSDM Imbau Pelamar Tak Menunda
Selain emas perhiasan, juga ada kenaikan harga komoditas lain yang turut menyumbang inflasi di Kota Malang, yakni komoditas pangan. Seperti bawang merah sebesar 38,79 persen, daging ayam ras sebesar 6,39 persen, telur ayam ras sebesar 8,06 persen, minyak goreng 7,12 persen.
Selain itu, kenaikan harga barang maupun pembiayaan jasa juga turut member andil terhadap pergerakan inflasi. Seperti sigaret kretek mesin (SKM) sebesar 4,10 persen, kopi bubuk 9,48 persen.
Kemudian juga biaya perguruan tinggi sebesar 1,33 persen, tarif rumah sakit 5,28 persen dan bawang putih sebesar 13,02 persen. Dengan kontribusi terhadap inflasi tak lebih dari 0,1 persen.