JATIMTIMES - Calon legislatif (Caleg) dari Partai Golkar, Ahmad Irawan menilai Malang Raya memiliki potensi yang bisa dikembangkan untuk mewujudkan Health Tourism. Ahmad Irawan sendiri bakal maju pada perebutan kursi legislatif di tingkat pusat untuk daerah pemilihan Jatim V yang meliputi Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang.
Dirinya pun menilai ada banyak potensi di Malang Raya untuk bisa terus dikembangkan menjadi Health Tourism. Salah satunya bisa dengan memanfaatkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singosari yang sudah aktif beroperasi sejak beberapa tahun terakhir.
Baca Juga : Kemendag Gelar ICE, SETC dan BEDO Fasilitasi Ekspor Komoditas UMKM Indonesia Timur
"Singosari kan sudah punya tema pengembangan pariwisata heritage dan historical tourism," jelas Irawan.
Menurutnya, keberadaan KEK Singosari sudah bisa menjadi modal untuk terus dikembangkan, bahkan untuk mewujudkan Health Tourism. Salah satunya dengan membangun fasilitas kesehatan (faskes) dengan layanan dan standar yang memadai.
"Mengenai tempat (Health Tourism), sebenarnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singosari itu bisa kita manfaatkan ke depan. Kita bangun saja rumah sakit yang bagus disitu dengan layanan yang tinggi," terang Irawan.
Menurutnya, hal tersebut sangat memungkinkan untuk dilakukan. Disamping lokasinya yang strategis, akses menuju KEK Singosari juga mudah. Selain tak jauh dari jaringan jalan nasional, juga dapat diakses dengan bandara terdekat. Yakni Bandara Juanda dan Bandara Abdurrachman Saleh.
"Dari Juanda dekat, dari Abdulrahman Saleh juga dekat. Akses jalannya kan juga langsung dari jalan nasional," imbuh Irawan.
Atau menurutnya, jika hal tersebut tak dapat diwujudkan di KEK Singosari, peluang itu masih tetap mungkin dilakukan dengan membangun KEK khusus Kesehatan di sekitar kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Menurutnya, hal itu bisa menjadi daya tarik baru bagi wisatawan. Terkhusus menyasar masyarakat yang ingin merasakan berwisata sembari mencari pelayanan kesehatan.
"Atau kita buat khusus KEK Kesehatan di Gubuklakah Poncokusumo, dekat Gunung Semeru dan Bromo. Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan yang pertama di Pulau Jawa. Saya yakin akan menjadi daya tarik buat wisatawan dan yang mau berobat," terang Irawan.
Menurutnya, lokasi dan kondisi geografis Desa Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo cukup sesuai jika dibangun sebuah destinasi Health Tourism. Sebab, kondisi geografis yang berada di ketinggian, tentu kawasan ini menyuguhkan hawa segar khas pegunungan dan panorama alam yang menakjubkan.
Baca Juga : Target 25 Persen Warga Punya KTP Digital, Dispendukcapil Kota Malang Genjot Aktivasi IKD
"Kalau di Gubugklakah Poncokusumo, keren. Bisa (juga) kita bangun eco tourism. Indah alamnya sekaligus bisa buat hiking. Sambil minum wedang dari produk rempah yang bisa meningkatkan imun tubuh. Rempah-rempah yang ada di Malang juga bisa untuk perawatan tubuh, kecantikan, theraphy dan aroma atau wellness tourism," tutur Irawan.
Selain hal itu, dirinya juga menangkap adanya potensi ekonomi yang juga bisa turut tumbuh. Ia mengatakan, berdasarkan data dari Bridge Market Research, potensi ekonomi di Indonesia terkait Health Tourism diperkirakan bisa mencapai Rp 163 Triliun.
"Angka itu dihitung dari sekitar WNI (Warga Negara Indonesia) yang mencari pelayanan keluar negeri. Jumlahnya sekitar 600.000 sampai dengan 2.000.000 WNI," terang Irawan.
Tentu dalam hal ini, untuk mewujudkan Health Tourism, menurutnya perlu ada pembenahan atau pembangunan infrastruktur. Seperti pembangunan sarana dan prasarana (sarpras) atau fasilitas kesehatan (faskes) untuk menunjang layanan.
"Untuk bangun KEK khusus kesehatan itu, paling tidak kita butuh Rp 15 - 20 Triliun. Selain potensi ekonomi dan pariwisata, hal itu juga diperkirakan bisa menyerap tenaga kerja langsung sekitar 50.000 tenaga kerja," pungkas Irawan.