free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Mengapa Terjadi Konflik Agraria di Pulau Rempang? Begini Penjelasannya

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : A Yahya

08 - Sep - 2023, 19:51

Placeholder
Bentrokan antara warga Rempang dan aparat kepolisian. (Foto: X)

JATIMTIMES - Pulau Rempang mencekam. Aparat gabungan dari TNI dan Polri masih terus merangsek masuk ke perkampungan warga di wilayah Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau tersebut hingga Kamis (7/8/2023) malam. 

Lantas apa yang terjadi di Pulau Rempang? Melansir cuitan akun X (Twitter) @SolidRempang, Pulau Rempang letaknya di Kota Batam, Kepuluan Riau (Kepri). Ada sekitar 7.500 jiwa yang tinggal di Rempang. 

Baca Juga : Viral, Mobil Polantas Terobos Rombongan KTT Asean, Begini Penjelasannya

"Warga meyakini Rempang telah dihuni suku Melayu, suku Orang Laut, & suku Orang Darat setidaknya sejak 1834," tulis akun tersebut. 

Lantas pada 13 April 2020, rencana proyek di Pulau Rempang resmi dilaunching di Kantor Kemenko Perekonomian di Jakarta. Yang hadir adalah Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Gubernur Kepri Ansar Ahmad, & Kepala BP Batam sekaligus Walkot Batam Muhammad Rudi.

Proyek di Pulau Rempang tersebut diberi nama Rempang Eco City. Pemerintah pun menyerahkan proyek pengelolaan seluruh lahan di Rempang kepada PT PT Makmur Elok Graha (MEG). Rencananya Rempang akan dibagi jadi 7 zona investasi, seperti pariwisata, industri, perumahan, dan lainnya.

"Untuk memuluskan rencana proyek tersebut, pemerintah akan mengosongkan lahan dengan menggusur semua perkampungan di Pulau Rempang. Hal inilah yang ditolak warga. Mereka tidak menolak pengembangan ekonomi, tapi mereka menolak penggusuran," demikian cuitan akun tersebut. 

"Tokoh masyarakat Melayu & akademisi menolak penggusuran kampung-kampung masyarakat adat di Pulau Rempang. Mereka ingin pembangunan ekonomi dilakukan tanpa menggusur warga," imbuh dia. 

"Ironisnya, suara penolakan terhadap penggusuran dari akar rumput tersebut justru dibungkam oleh aparat dengan kriminalisasi," sambung cuitannya. 

Baca Juga : Crown Shyness, Fenomena Dedaunan di Ujung Pohon Tidak Saling Bersentuhan

Kemudian pada Rabu, 23/8/2023, ribuan warga Melayu dari berbagai pulau di Kepulauan Riau berkumpul di Batam. Mereka melakukan demonstrasi bersama warga Pulau Rempang untuk menolak penggusuran.

"Satu minggu terakhir, situasi di Pulau Rempang semakin tegang. Warga berjaga siang dan malam untuk menghalangi pengukuran lahan oleh tim terpadu pembangunan Rempang Eco City yang dikawal aparat," cuit akun tersebut. 

Puncaknya pada Kamis (7/9/2023), masyarakat adat yang menolak kehadiran aparat gabungan itu melakukan pemblokiran dengan menebang pohon hingga meletakkan blok kontainer di tengah jalan. Sementara aparat kepolisian, TNI, Satuan Polisi Pamong Praja hingga pengamanan BP Batam mencoba membersihkan pepohonan yang ditebang di jalan.

Dalam video yang beredar viral, aparat juga menembaki gas air mata dan water canon kepada warga Rempang yang menghadang. Bahkan ada juga sekolah yang ditembaki gas air mata, hingga para muridnya berlarian dan ada juga yang pingsan.  


Topik

Peristiwa Rempang Eco City pulau Rempang Airlangga Hartarto



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

A Yahya