free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Dua Ekor Macan Tutul Terekam Kamera Trap TNBTS, Ancaman Perburuan Masih jadi Tantangan

Penulis : Riski Wijaya - Editor : A Yahya

23 - Jan - 2025, 15:16

Placeholder
Tangkapan layar kamera trap macan tutul di Kawasan TNBTS.(Foto: Istimewa).

JATIMTIMES - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) berhasil mendeteksi keberadaan macan tutul di kawasan TNBTS. Tercatat ada dua ekor macan tutul berwarna hitam yang terekam kamera trap yang dipasang oleh TNBTS. 

Temuan ini menjadi bagian dari penelitian lebih lanjut yang memperkirakan populasi macan tutul di kawasan TNBTS mencapai 24 individu. Meski demikian, angka tersebut masih memerlukan survei dan verifikasi ilmiah untuk memastikan keakuratannya.

Baca Juga : Spesifikasi dan Harga Samsung Galaxy S25 Ultra, HP yang Hebohkan Media Sosial

"Itu dari perkiraan kami di lokasi, keakurasiannya belum bisa dibuktikan. 24 individu itu dilihat dari kamera yang terpasang di beberapa lokasi berbeda. Jadi 24 tadi indikasi secara kasar dan belum meyakini secara ilmiah. Sampai sekarang masih kami lakukan survei secara ilmiah dan hasilnya masih belum keluar," ujar Kepala BB TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha, Kamis (23/1/2025). 

Rudi mengatakan, setidaknya ada sebanyak 40 titik di kawasan TNBTS yang dipasang kamera trap sejak 4 bulan terakhir. Penempatan kamera dilakukan berdasarkan survei pendahuluan dengan memperhatikan beberapa tanda-tanda keberadaan macan tutul. Seperti jejak, kotoran hingga bekas cakaran. 

"Analisis data memakan waktu panjang karena jumlah foto yang dihasilkan sangat banyak," imbuhnya.  

Hasil sementara menunjukkan mayoritas macan tutul yang terekam di kawasan TNBTS merupakan macan kumbang atau macan tutul melanistik. Atau macan tutul dengan pigmen hitam dominan pada bulunya. Menurut Rudi, kondisi ini terjadi akibat isolasi populasi dalam jangka waktu lama.  

"Isolasi ini mengakibatkan variasi genetik di lanskap TNBTS cukup rendah, karena tidak ada pertambahan genetik dari populasi macan tutul lain. Akibatnya, gen yang meregulasi proses melanisme menjadi dominan, sehingga mayoritas macan tutul di TNBTS berwarna hitam," jelasnya.  

Kendati populasi macan tutul tersebut diklaim stabil, pihak TNBTS masih menangkap adanya ancaman terhadap kelangsungan hidup satwa dilindungi itu. Salah satu ancaman yang dihadapi adalah perburuan liar dari oknum yang tidak bertanggung jawab. 

Baca Juga : Gunung Berapi Erupsi, ini Cara Mitigasi Bencana Gunung Berapi

Menurutnya, selama ancaman dapat diminimalkan dan pakan mencukupi, macan tutul akan terus berkembang biak. Namun, untuk memastikan kondisi populasi saat ini, pihaknya tengah melakukan survei luas di seluruh Pulau Jawa melalui program Java Wide Leopard Survey (JWLS).  

Lebih lanjut, sejauh ini, laporan perjumpaan langsung macan tutul dengan masyarakat sekitar belum banyak diterima oleh pihak TNBTS. Namun, petugas lapangan beberapa kali melihat macan tutul saat patroli. 

Rudi menegaskan macan tutul cenderung menghindari manusia, sehingga risiko konflik satwa dengan warga relatif kecil. 

"Mereka lebih menghindari orang. Jadi, tidak perlu khawatir macan tutul datang ke pemukiman, kecuali kita yang masuk ke habitat mereka," jelasnya.  


Topik

Peristiwa Macan tutul Bromo tnbts rudijanta tjahja nugraha



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Riski Wijaya

Editor

A Yahya