JATIMTIMES - Haul Akbar Sunan Cendana (Syekh Zainal Abidin) pada pertengahan pekan ini dipadati belasan ribu peziarah. Mereka berasal dari berbagai daerah untuk kemudian berkumpul di Masjid Jami Sunan Cendana, Kwanyar, Madura.
Hadir dalam acara tersebut pendakwah KH. Anwar Zahid dan juga PLT Bupati Bangkalan, H. Mohni, M.M. Dalam acara yang dikoordinatori oleh KH. Abd. Hannan Nawawi ini juga dihadiri KH Mas Mansyur Tholhah dari PP. At Tauhid Surabaya, KH. Abdullah Hanani dari Jember, Lia Istifhama aktivis sosial dari Surabaya, KH. Muh Akromi Nawawi, KH. Syamsul Arifin, KH. A. Fadhil dari Pamekasan.
Baca Juga : Pangeran Sambernyawa, Pendiri Mangkunegaran yang Dianggap Leluhur Masyarakat Blitar
Kemudian hadir juga jajaran Forkopimda setempat, seperti Kapolres, Camat, dan Lurah. Sebelumnya KHR. Ahmad Zaim Ibrohimy dari Situbondo memimpin ziarah bersama. Dan pagi sebelum puncak acara, Kabiro Kesra Jatim Imam Hidayat, hadir mewakili Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Semarak dan penuh hikmah, menjadi potret haul akbar yang ditutup oleh pengajian Anwar Zahid yang menyedot ribuan animo jamaah. Dijelaskan oleh Lia Istifhama aktivis dan juga Wakil Sekretaris MUI Jatim, bahwa penting sekali meneladani karakter perjuangan Sunan Cendana.
“Dari sejarah Sunan Cendana, kita dapat mengambil hikmah bahwa pentingnya kita menjaga iman, ihsan, Islam, dalam diri kita. Juga, termotivasi bahwa kita pun harus berjuang untuk kelangsungan masa depan cucu kita, sesuai doa beliau yang selalu mendoakan kebahagiaan anak cucu. Dan kita sebagai anak cucu beliau, tentu harus meneladani perjuangan dan kemuliaan hati beliau,” jelas Ning Lia demikian biasa disapa.
Sementara itu Kiai Akromi Nawawi menambahkan Sunan Cendana adalah salah satu Ulama masyhur dan pejuang melawan penjajah Belanda. "Beliau lahir dengan nama Sayyid Zainal Abidin dan merupakan keturunan ke 25 dari Nabi Muhammad SAW. Ibunya adalah salah satu putri dari Kanjeng Sunan Ali Sumodiro. Dan dari garis ayah, Sayyid Zainal Abidin merupakan cucu Kanjeng Sunan Drajat, putra Kanjeng Sunan Ampel,” terang Akromi Nawawi.
Baca Juga : Usai Viral, Lintasan Praktik SIM di Satpas Satlantas Polres Gresik Akhirnya Diubah
Lahir pada sekitar pertengahan kedua dari kurun 1500-an Masehi, Sunan Cendana memiliki rekam sejarah yang patut diteladani. Bahkan hingga kini, makamnya pun menjadi salah satu identitas mengapa Madura menjadi pusat wisata religi. Di area makam pun, juga terdapat masjid dan Ponpes yang dikelola oleh KH. Abd. Hannan Nawawi, penerus atau keturunan dari Sunan Cendana.