JATIMTIMES - Bupati Malang HM Sanusi didampingi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Tommie Herawanto dan Camat Wonosari Desy Ariyanti mempresentasikan inovasi unggulan bertajuk Putik Sari di hadapan Tim Panel Independen Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2023.
Orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang itu mengatakan, bahwa Putik Sari merupakan akronim dari Kampung Tematik Wonosari Berseri yang berlokasi di wilayah Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang.
Baca Juga : Kronologi Dugaan Penipuan Investasi Pompa Asi di Malang, Kerugian Mencapai Rp 11 Miliar
Pihaknya menjelaskan, bahwa Kecamatan Wonosari memiliki delapan desa dengan jumlah penduduk sebesar 48.375 jiwa. Dengan kondisi tersebut, Kecamatan Wonosari membentuk sejumlah kampung tematik dengan berbagai potensi yang belum tergali secara maksimal.
Sanusi mengatakan, bahwa yang menjadi pembaharuan dari inovasi unggulan Putik Sari yakni camat menjadi fasilitator dan koordinator tiap desa untuk mengembangkan produk unggulan di wilayahnya masing-masing.
"Camat menjembatani terjalinnya kerja sama antara kampung tematik dan sama juga mempromosikan keberadaan kampung tematik beserta produk unggulannya," ujar Sanusi, Selasa (11/7/2023).
Melalui inovasi unggulan Putik Sari ini, desa akan didorong untuk memiliki suatu produk unggulan dengan ciri khas yang digali dari potensi yang dimiliki di setiap wilayah dan tetap mempertahankan aspek lingkungan.
"Sampai dengan saat ini telah terbentuk 13 kampung tematik di Kecamatan Wonosari," kata Sanusi.
Pria asli Gondanglegi ini menyampaikan, bahwa Putik Sari sudah ada dan berkembang sejak tahun 2019 yang meliputi beberapa kampung tematik. Di antaranya Kampung Kopi yang memiliki keterikatan sejarah dengan penelitian yang dilakukan oleh Belanda pada tahun 1832. Luas lahan yang dikelola oleh kelompok kopi seluas 5.500 meter persegi dengan produksi 1.200 kilogram kering.
Kemudian, Kampung Wisata Tanaka memiliki omset mencapai Rp 1,2 miliar per tahun; Kampung Kambing Desa Sumberdem dan Desa Bangelan pada tahun 2023 ternak yang terjual mencapai 3.200 ekor; dan Kampung Toga menghasilkan produk olahan jamu yang diolah dari tanaman obat keluarga.
"Di kampung ini tanaman toga diberikan barcode yang dapat menampilkan khasiat dari tanaman tersebut," ujar Sanusi.
Lalu juga terdapat satu kampung lagi yang terbilang unik yakni Kampung Purwaceng. Di kampung ini, potensi yang digali dan dikembangkan yakni dengan keberadaan tanaman purwaceng menjadi budidaya unggulan dikarenakan keunikan khasiatnya.
Menurut Sanusi, dengan adanya inovasi unggulan Putik Sari ini memberikan dampak yang luar biasa. Yakni keberadaan kampung tematik akan memacu pergerakan ekonomi di setiap kampung di wilayah Kecamatan Wonosari.
Baca Juga : Sempat Temukan Paddle, Korban Ketiga Pantai Jembatan Panjang Ditemukan di Pantai Tulungagung
"Selain itu, inovasi ini akan mendorong terbangunnya tata lingkungan bersih dan lestari karena secara tidak langsung mengedukasi masyarakat untuk lebih peduli kepada lingkungan," kata Sanusi.
Pihaknya pun menuturkan, hal itu terbukti pada tahun 2023, di mana seluruh desa di Kecamatan Wonosari telah berstatus Desa Mandiri dan Desa Swadaya. "Stabilitas inovasi Putik Sari telah direplikasi berbagai instansi baik dari dalam maupun luar pemerintah Kabupaten Malang," terang Sanusi.
Berdasarkan laporan yang diterima, terdapat beberapa kecamatan di Kabupaten Malang telah melakukan studi tiru ke Kecamatan Wonosari. Lalu dari luar wilayah Kabupaten Malang, seperti Pemerintah Desa Kalisidi, Kabupaten Semarang dan Pemeritah Jembrana Bali, juga sudah melakukan studi tiru ke Kecamatan Wonosari.
Alumnus IAIN Sunan Ampel (sekarang UIN Sunan Ampel) ini mengatakan, bahwa kekuatan inovasi unggulan Putik Sari yakni adanya dukungan anggaran maupun sumber daya manusia.
Dukungan anggaran salah satunya dari Dana Desa yang dialokasikan sebesar 20 persen untuk pemberdayaan masyarakat dan ketahanan pangan. Sedangkan di sisi sumber daya manusia, kampung tematik melibatkan unsur pentahelix yang merupakan kolaborasi bersama antara pemerintah, masyarakat, akademisi, swasta dan media.
'"Strategi agar inovasi ini bisa berkelanjutan antara lain dengan adanya regulasi dan kebijakan tentang inovasi, fasilitas kerjasama antara pengelola kampung tematik dengan pihak-pihak lain, mendorong terjalinnya kerjasama antar kampung tematik, dan terdaftar dalam perlindungan hak cipta kementerian hukum dan hak asasi manusia," jelas Sanusi.
Sebagai informasi, terdapat beberapa prestasi yang telah didapatkan oleh Pemerintah Kecamatan Wonosari. Di antaranya di tingkat regional berhasil meraih penghargaan Desa Bersih dan Lestari Berseri pada tahun 2022 dan 2023.
Kemudian, berhasil menempati posisi Top 30 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Provinsi Jawa Timur 2023. Prestasi di tingkat nasional adalah dengan diperolehnya Penghargaan Para Legal Justice Award 2023 dari Kementerian Hukum dan HAM RI.