JATIMTIMES - Beberapa sekolah di Kabupaten Malang bakal dimerger atau digabung. Sekolah yang dimerger tersebut salah satunya ditujukan bagi sekolah dengan jumlah siswa yang sedikit.
Gagasan tersebut disampaikan oleh Bupati Malang, HM Sanusi. Pihaknya menuturkan, selain sekolah yang memiliki jumlah peserta didik yang sedikit, sekolah dengan bangunan maupun sarana dan prasarana yang kurang memadai, juga bakal dipertimbangkan untuk dimerger.
Baca Juga : Kasus Bayi Meninggal di Kamar Kos, Polisi Polres Blitar Kota Tetapkan Wanita Muda sebagai Tersangka
"(Ruang) kelas yang sekarang ini rusak di SD (Sekolah Dasar Negeri) maupun SMP (Sekolah Menengah Pertama Negeri) itu nanti kita merger, karena muridnya sudah tidak ada atau kecil," katanya.
Terkait gagasan tersebut, Sanusi mengaku sudah melakukan peninjauan ke beberapa sekolah yang diproyeksikan bakal dimerger. Hasil dari peninjauan tersebut, Sanusi beserta rombongan menemukan sekolah yang bahkan satu kelas hanya ada lima orang murid.
Hal itulah yang disinyalir menyebabkan sekolah menjadi kurang terawat. Sehingga seiring berjalannya waktu, beberapa bangunan serta fasilitas sarana dan prasarana di sekolah tersebut menjadi rusak.
"Satu kelas hanya lima (siswa), sehingga sekolahan relatif tidak terawat," ucap Bupati Malang.
Sementara itu, bagi sekolah yang memiliki cukup siswa dan membutuhkan perbaikan sedang maupun ringan, bakal dianggarkan untuk perbaikan. Anggarannya dari Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun Perubahan Anggaran Keuangan (PAK).
"Selama ini memang anggaran untuk rehab pendidikan itu hanya mengandalkan DAK, mulai tahun ini sudah kita anggarkan," tegasnya.
Sejauh ini, diterangkan Sanusi, telah banyak sekolah yang sudah diperbaiki. "Selama ini memang untuk sarana gedung itu kurang perhatian. Setelah kita survei, kita adakan sidak ke daerah-daerah, ternyata banyak sekolah yang memang kondisinya sudah harus direhab, dan sekarang sudah banyak yang direhab," ungkapnya.
Beberapa sekolah yang telah diperbaiki tersebut, diantaranya meliputi sekolah yang ada di Desa Druju, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. "Seperti di Druju itu sudah bagus semua, yang kemarin kita kunjungi sekolah rusak (sudah) kita benahi," tuturnya.
Terkait langkah perbaikan sekolah tersebut, Bupati Malang mengimbau kepada pihak sekolah untuk lebih aktif menyampaikan kondisi bangunan dan fasilitas sarana dan prasarana, kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang. Termasuk mengajukan perbaikan jika memang sekolah rusak kepada Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Malang.
Baca Juga : Yudo Andreawan Pria yang Mengamuk di Stasiun Manggarai Alami Gangguan Jiwa Bakal Dirawat di RSJ Grogol
"Dari bawah itu tidak ada informasi atau pengajuan, sehingga mereka hanya bisa menerima. Setelah ambruk baru mereka teriak (minta perbaikan, red)," ujar Bupati Malang.
Guna mengantisipasi kerusakan yang terjadi pada bangunan maupun fasilitas sarana prasarana di sekolah, Sanusi meminta kepada kepala sekolah untuk mengajukan perencanaan perbaikan sesuai dengan kondisi di sekolah masing-masing.
"Seharusnya dari awal kepala sekolah itu membuat perencanaan, untuk kebutuhan gedungnya disesuaikan dengan perkembangan anaknya (siswa)," imbaunya.
Namun, lanjut Bupati Malang, jika jumlah siswa di suatu sekolah hanya sedikit maka pihaknya menyarankan untuk dimerger.
"Tapi kalau sekolah satu kelas muridnya cuma lima, menurut saya kok sebaiknya nanti itu digabung," imbuhnya.
Menurut Sanusi, langkah merger tersebut lebih efektif untuk memajukan dunia pembelajaran terhadap tenaga pendidik maupun peserta didik. "Supaya lebih efektif dan lebih efisien, karena satu guru mengajar lima murid dengan 30 murid itu cost-nya (biaya) sama, tapi cuma menghasilkan lima murid," tukasnya.